Nadia tidak tersinggung ketika Roni menyebutkan nama Amira. Baginya Roni tetap bisa mengenang Amira. Karena ia sudah meninggal, dan tenang di sana.
"Aku nggak akan maafin Claudia. Jika benar dia pelakunya," ucap Roni.
Nadia tersenyum. Ia lalu mengelus punggung Roni dengan lembut. "Makasih buat perhatian kamu ya kak," ucap Nadia. Ia lalu bersandar di bahu Roni. Sangat nyaman sekali.
"Kenapa harus berterima kasih? Menjaga kamu sudah menjadi tanggung jawabku," sahut Roni.
Roni hendak mencium puncak kepala Nadia. Tak lama ia malah menjapit hidungnya sendiri, lalu memundurkan wajahnya.
"Kakak kenapa?" tanya Nadia tak mengerti.
"Jujur kepala kamu jadi bau asap Nadia. Badan kamu juga sepertinya," jawab Roni.
Nadia lalu mencium rambut dan aroma tubuhnya sendiri. Dan sepertinya yang Roni katakan tadi memang benar.
Nadia lalu mengendus aroma tubuh Roni juga. Tapi sebelum Nadia mengatakan sesuatu. Roni sudah sadar diri.
"Kenapa? Aku bau juga ya?" tanya Roni.