Ferdi menunjuk ke sebuah makanan di dalam sebuah tenda biru. "Lihat deh Rif. Ada warung gudeg. Kayaknya enak. Kita masuk yuk!" ajaknya.
Arif memeriksa deretan menu yang terpampang di sana. Sepertinya memang menarik. "Tapi tunggu dulu Fer. Cocok nggak di kantong kita?" tanya Arif ragu.
Ferdi dan Arif saling melirik. Mau tidak mau mereka masuk ke warung tersebut. Karena orang-orang yang ada di dalam warung tenda biru itu terus melirik kepada mereka berdua, dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Seakan curiga.
Ferdi menelan ludah. Ia menyenggol lengan Arif. "Ayo masuk aja Rif! Udah nggak enak diliatin gitu sama mereka," ucap Ferdi.
"Iya," jawab Arif pendek, seakan tidak bisa berkutik.
Mereka berdua lalu duduk dengan kesehatan di sebuah tikar yang disediakan oleh warung tersebut.
"Mau pesan apa mas?" tanya seorang wanita muda, dengan membawa notes dan bolpoin di tangannya.