Melihat kembali wajah ayahnya membuat suasana hati Roni menjadi tidak nyaman. Memorinya berputar pada bayangan masa lalu yang menyakitkan.
Aroma coklat panas mengepul dari arah dapur. Roni tak henti-hentinya mencium aroma yang memanjakan indera penciumannya tersebut.
Ternyata Nadia yang membuatnya. Ia muncul dari dapur, membawa nampan berisi dua coklat yang masih panas.
Nadia kemudian meletakkannya di atas meja. Ia lalu mengambil satu cangkir dan memberikannya kepada Roni. "Minum dulu kak!" suruh Nadia. "Coklat panas bisa meredakan suasana hati yang sedang tidak baik," imbuh Nadia.
Roni tersenyum, sambil meraih cangkir dari Nadia. Entah kenapa ia jadi sangat bersyukur punya Nadia yang selalu menemani di sisinya selalu. Betapa hamba hidupnya selama ini tanpa seorang kekasih yang seperhatian Nadia.
"Makasih ya Nad," ucap Roni. Ditatapnya wajah Nadia dengan lekat. Sambil menyeruput pelan coklat panasnya.
"Kamu juga minum!" suruh Roni.