Nadia kemudian menaruh bakinya di meja. Dan mengambilkan satu cangkir berisi teh hangat untuk Roni. "Ini kak. Di minum!"
Yulia membelalakkan matanya. Ia heran, tadi Nadia mengatakan bahwa yang dibawanya adalah bosnya. Kenapa memanggil dengan sebutan kak?
Yulia lalu menyenggol lengan Nadia. "Katanya dia bos kamu?" "Kok manggilnya cuma kak gitu? Nggak sopan lho kamu Nad!"
Nadia tidak menjawab malah tersenyum. Membuat mamanya semakin bingung. Di sini yang kurang ajar memang Nadia. Dia seperti sedang mengerjai mamanya sendiri.
Mama Nadia memukul-mukul lututnya sendiri. Mau bertanya yang sebenarnya, tapi takut salah bicara. Suasana juga jadi hening sejenak. Karena posisi Roni di sini pacar Nadia, bukan bosnya, jadi ia harus bisa menempatkan diri. Siapa tahu saja orang tua Nadia nanti tidak setuju pada hubungan antara Roni dan Nadia.
