Papa Nadia hanya diam mendengarkan. Tapi ia sejenak berpikir. Memang benar. Kalau belakang ini Friska selalu mencelakai Nadia.
"Ibu benar. Kasihan Nadia kalau tidak dipisah dengan Friska," bela Papa Nadia.
Papa Nadia membela bukan karena tanpa alasan. Pasalnya bukan cuma sekali. Setelah peristiwa lengan Nadia yang tergores oleh pisau dari Friska itu. Masih ada luka yang lainnya. Contohnya saja di pergelangan tangan Nadia. Friska sengaja membakar tangan Nadia dengan lilin panas. Dan masih banyak lagi.
Setelah berdebat cukup lama. Keputusan akhirnya Friska memang harus berpisah dengan kakaknya.
"Biar kakek dan nenek yang akan mengasuh Friska!" ucap nenek Nadia memaksa.
"Jangan pa! Kasihan Friska nanti, dia bisa terpojokkan karena tidak bersama papa dan mamanya," cegah Mama Nadia.
"Lebih kasihan Nadia. Friska bisa mencelakakan Nadia lagi nanti," sahut nenek.