Tiba-tiba badan Nadia melemas. Lalu tergolek pingsan. Dengan sigap Roni menangkap tubuh Nadia dengan cepat.
"Nadia! Bangun Nadia!" panggil Roni. Menepuk-nepuk pipi Nadia dengan secara bergantian kiri dan kanan dengan punggung tangan Roni.
"Kamu keterlaluan Ren!" Roni meruntuki adiknya sendiri.
"Rena kamu di mana sih?" tanya Roni panik. Tidak panik bagaimana melihat Nadia pingsan seperti itu?
Nadia sudah pingsan cukup lama. Roni sedih karena dirinya menjadi tidak berdaya. Tidak ada yang bisa Roni lakukan selain mendekap Nadia agar tidak terlalu kedinginan.
Padahal tadi ia mau menyatakan cinta pada Nadia. Tapi Nadia malah mengiranya memberi harapan palsu lagi padanya.
"Semua ini memang salahku! Dia jadi trauma juga karena harapan palsu dariku dulu!" Roni sekarang merutuki dirinya sendiri. Andai dia dulu lebih awal jujur pada dirinya sendiri pasti Nadia tidak sesakit ini. Mata Roni mulai mengambang basah.