"Tapi yang Roni ingat cuma mimpi tentang Amira ma."
Ibunya tersenyum. "Karena kamu tidak menyangkal perasaan kamu sama Amira. Sedang sama Nadia kamu menyangkalnya. Kamu masih saja dibayangi oleh Amira," jelas Reni.
Roni tertegun mungkin ibunya benar. Selama ini Roni kadang merasa. Hidupnya menjadi karena Nadia. Ya, walau Nadia memang menyebalkan tapi ia selalu ada saat Roni membutuhkan.
"Kamu ingat topi pemberian dari Nadia?" tanya ibunya.
Roni sejenak berpikir. Ia bahkan hampir lupa. Ia menggelengkan kepalanya. "Roni lupa ma," jawabnya.
"Topi yang diberikan Nadia waktu kakak lulus SMA waktu itu ma?" tanya Rena penasaran.
Mamanya mengangguk. "Iya benar. Dan mama sebenarnya menyimpannya ketika kamu suruh mama membuangnya," jawab Reni. "Ternyata feeling seorang ibu tidak pernah salah. Di Kemudian hari kamu memang membutuhkan benda itu saat kamu mimpi buruk tentang Almira," imbuhnya.