Sebuah gelas kaca berbentuk cangkir baru saja diletakkan di permukaan meja kayu berwaena cream. Beserta tatakan pantat cangkir agar panas atau air minumannya tak merembes mengenai meja.
"Thank you, Litaa.." ujar Nea yang sudah sumringah.
Lita nyengir saja dan mengangguk. "Seneng deh liat Mbak Nea ke sini lagi. Aku tuh kesepian tauk kalau mbak nggak ke sini sebenernya. Soalnya Rasyid kan juga sibuk. Mau join sama para admin, tapi kayak nggak sepantaran gitu obrolannya..hehehe.."
"Ck, kamu. Kamu tuh juga boleh tau Ta, sesekali nginep lagi di apartemenku. Kan aku udah tinggal di apartemen lagi."
"Maunya gitu mbak.. tapi aku sendiri juga terlanjur nyaman sama rumah. Hehe.. Mbak Nea dong yang sesekali nginep rumahku juga."
Nea terkekeh. "Gitu ya?"
"Iya doongg.. anyway mbak, tentang tadi. Boleh aku kasih saran?" Tanya Lita sopan.
Tentu saja Nea mengangguk. "Boleh dong.. aku malah seneng kamu kasih saran."
