Setelah menunggu selama dua jam, akhirnya Lita melihat Kinan dari arah lain. Dokter muda itu masih tampak mengenakan setelan baju hijau pastel polos, khas para tenaga medis yang baru saja melakukan tindakan operasi.
Kedua tangan Kinan juga tampak masih basah, seperti baru saja mencuci tangan dengn sabun khusus.
Melihat Kinan yang seperti kelelahan, Lita mengurungkan niatnya untuk segera menghampiri perempuan itu. Ia hanya menepuk pelan ujung lutut Rasyid.
"Dia yang namanya dokter Kinan?" Tanya Rasyid, karena ia memperhatikan arah pandangan mata Lita.
Lita mengangguk. "Kita tunggu beliau selesai deh ya. Kayaknya masih butuh waktu sejenak buat istirahat dari kegiatan operasi. Gak enak juga nyamperin beliau begitu aja dan main tanya-tanya."
Rasyid mengangguk setuju. Ia kembali menyandarkan punggungnya dan duduk rileks.
"Cantik juga ya Dokter Kinan. Manis manis imut gimana gitu. Bersih banget kulitnya." Kata Rasyid begitu saja.
