"Jadi, besok Vincent mau kasih mata berlian itu?" Tanya Ezra.
Nea mengangguk kecil sambil mengayunkan kedua kakinya yang menggantung ke depan dan ke belakang. Mereka berdua memang sedang duduk di tempat tinggi. Di sebuah tempat duduk awan yang berada di atas gedung awan itu.
Kalau di dunia nyata sebutannya atap rooftop. Dan Nea memang duduk dengan kedua kaki menggantung. Ia tidak takut jatuh.
Kalaupun jatuh pasti tidak sakit. Karena ia jatuh ke gumpalan-gumpalan awan yang empuk itu.
"Dulu itu, kamu beneran ketemu sama jiwanya Vincent di dimensi ini? Waktu awal-awal koma?" Tanya Nea.
Ezda mengangguk. "Iya. Namun aku tidak melihat David. Kita berdua sempat kebingungan sesaat."
"Terus kenapa kamu ngebiarin Vincent ngambil mata berlian itu?"
"Aku belum tahu benda itu gunanya apa, Ney. Aku pikir benda itu hanya sekedar bayangan saja dan tidak penting. Dan Vincent yang berani menyentuhnya. Lalu tiba-tiba ia ditarik keluar dan tidak kembali lagi bersama mata berlian itu."