Chereads / LEGENDA PETUALANG TERKUAT / Chapter 103 - Invasi Iblis (IX)

Chapter 103 - Invasi Iblis (IX)

Dipadang Gurun yang Luas Terdapat Iblis dan Manusia Sedang bertempur, Terlihat Para Manusia Yang Membawa Nama Pillar Sedang Menyerang dengan Penuh Nafsu Kebencian Terhadap para Jendral Iblis.

"Ketua Jika seperti ini terus Mana kita akan dengan cepat terkuras" Ujar Daurius Mengingatkan.

Jarzius Mengepalkan Tangannya Dan Berkata:

"Tahan Sedikit Lebih Lama"

Darius Yang mendengar itu Tidak mengerti Mengapa Ketuanya Mengambil Keputusan Untuk Terus Bertarung dan bertahan, Yang hanya Diketahuinya ialah Jika Eliza Gagal Dalam Mencari Artefak Itu, Para Jendral Harus Lari secara terpisah Untuk memastikan Bahwa Tingkat kehidupan Mereka Bertambah.

Namun jika Saja terus beradu kekuatan dengan Para Pillar Bisa-bisanya Mereka Akan Mati secara Kelompok, Karena Sisi Musuh mempunyai Sihir Skala Luas.

Daurius Menghela Napas panjangnya Dia segera Mengerti Bahwa tingkat kepercayaan Ketua mereka kepada Nona Eliza sangat Tinggi, Jadi untuk masalah Mundur dan Berpencar untuk sementara ini Dimasukan Didalam Rencana C nya.

Daurius sebagai Ahli strategi selalu mempunyai Rencananya.

Rencana Yg pertama (A) Adalah Terus bertahan Hingga Artefak itu Dinonaktifkan dan Ruang kecil Cermin Kehidupan itu Akan Hilang.

Rencana yang kedua (B) Yaitu Menyerang Balik dengan semua kemampuan Yang dimiliki.

Rencana Ketiga (C) Ialah Mundur secara terpisah.

Dalam Ahli Strategi Daurius Bisa dikatakan sebagai No 1 di kerajaan Iblis mereka.

Namun Kali ini Dia memutuskan untuk Bertaruh, Jika Eliza Berhasil Mereka akan segera menyerang Balik dengan Kemampuan Penuh dan Jika tidak berhasil Maka Rencana Untuk Lari secara terpisah Harus diterapkan.

Daurius Menggigit Bibirnya, Seketika Darah Mulai Keluar dari bibirnya dan Setelah merasakan Rasa Sakit itu Dia berteriak:

"Tahan Mereka Selama Mungkin Aku Akan Mengambil tindakan" Ujar Daurius.

Jarzius memandang Daurius Dan berkata:

"Apa yang coba kamu Lakukan"

Ketika Jarzius Melihat Bibir Daurius Berdarah Maka yang Dia tahu Bahwa Daurius Sangat serius sekarang.

"Bajingan Jangan sampai Mati!" Ujar Jarzius dengan Enggan Untuk berpisah dengan Daurius.

"Ketua Jangan Khawatir Aku mempunyai Caraku sendiri, Untuk saat ini Aku akan mencoba Memisahkan Penyihir Es itu agar supaya Kalian Bisa bertahan lebih lama" Ujar Daurius dengan Senyuman.

Jarzius Yang mendengar itu Mengepalkan tangannya Hingga Kukunya menembus Telapak tangannya, Darah Menetes dari Tangannya Setelah itu Dia berkata:

"Demi Kemuliaan Hades Yang Agung, Keluarkan Kekuatan Penuh Kalian, Tahan selama Mungkin"

Daurius Yang mendengar slogan Mereka diteriakkan Dengan sangat Bergema Sangat Bersemangat Tubuhnya Segera merespon.

"Aku Pamit Ketua" Ujar Daurius.

"Daurius Kamu Harus berjanji Untuk Kembali Dengan selamat" Ujar Jarzius dengan penuh kekhawatiran Karena Yang dia tahu Bahwa Penyihir Es itu Setara dengan Kekuatannya dan Esnya Bisa Menabrak Energi Gelapnya Oleh sebab itu Jarzius Lagi dan lagi Harus bertaruh.

Daurius Mengetahui Kekhawatiran Ketuanya, Senyuman Yang hangat keluar dari wajahnya Lalu dia berkata:

"Ya, Aku akan kembali Ayah"

Jarzius Segera mengerti arti senyuman itu Dia bergumam dalam hatinya.

"Aku akan mengingat Jasamu, Terima Kasih Daurius Putra Kandungku" Gumamnya dengan tatapan sedih.

Tatapan kesedihan Yang Terakhir kalinya terpampang dalam wajahnya Namun sekali lagi Teriakan Bergema.

"Hidup Hades Yang Agung, Bertahan!"

Seketika Dengan Dirangsang oleh slogan Mereka para Jendral Iblis mulai Berteriak sekeras mungkin.

"HIDUP HADES YANG AGUNG!"

Moral Para Jendral langsung Naik ketingkat Penuh Rasa Takut Dan rasa sakit Kali ini Mereka Menahannya.

Selama 6 jam mereka bertempur, Moral mereka Sangat menurun, Banyak dari mereka yang terluka, Penyihir gelap pun Banyak Membuang Sumber dayanya Untuk Mengembalikan Tangan, Kaki, Telinga, Jari dari pada Jendral yang terluka.

Dauriuz Segera bergerak

Artefak Tingkat tinggi Dilepaskannya;

Seketika Tongkat Ungu Yang mempunyai Bulan Sabit Diujung Tongkatnya Mulai berputar Lalu Daurius Mulai Merapalkan Mantra nya:

*Luna nigra Longam Mortem Et Spatium Obscurum Est Gloria*

Seketika Bulan sabit Berputar dengan kencang.

Langit yang cerah Kini Mulai menjadi Gelap Banyak Awan Hitam Berkumpul, Lalu Kilat mulai Menyambar kearah Tongkat Yang dipegang Daurius.

Para Pillar Merasakan Fenomena aneh yang terjadi, Kegelapan Mulai Terpancar.

Azharel Dengan Cepat Mengambil tindakan, Dia mengetahui Fenomena yang telah terjadi, Seseorang sama sepertinya Mengorbankan setengah Kehidupannya untuk Mengaktifkan Sihir Kuno.

Azharel menyipitkan Matanya, Dengan Penglihatan yang tajam, Azharel menoleh Kearah Petir yang menyambar, Terlihat Iblis yang memegang tongkat itu Mata, Hidung serta Telinganya Mulai mengeluarkan Darah.

"Apa yang coba Dilakukannya?" GUMAM Azharel tidak mengerti Apa yang iblis itu rencanakan.

Namun Ketika petir itu selesai menyambar Tongkat itu bulan sabit Yang diatas tongkat itu Berhenti berputar, Lalu Azharel melihat Iblis itu Tersenyum Dan memandang Lauriel yang Saat ini sedang berada dibelakangnya merapal banyak Sihir untuk menyerang Para Jendral Iblis dengan Sihir.

"Celaka Berbahaya, Dia menargetkan Lauriel" Gumam batin Azharel.

Ketika persiapan Sihir kuno telah selesai Daurius Segera Berteriak sebisa mungkin dengan sisa Kekuatannya.

"Hidup HADES yang Agung"

*Syuuuu*

Petir Ungu keluar dari tongkat Itu berbentuk bulan Sabit Dan melaju dengan cepat kearah Lauriel Dan berteriak Padanya:

"LAURIEL PINDAH"

setelah mengatakan itu Azharel yang melihat Melihat petir itu Segera Pindah untuk menahan Petir yang berbentuk Bulan sabit itu.

Lauriel Yang Sementara Merapal Merasakan Seseorang Berteriak Padanya Namun Dia merasakan Sihir Khusus Mengarah Kepadanya, Dia akan Pindah Namun Kakinya Sementara Ini tidak bisa digerakkan, Dia mengetahui Bahwa ini adalah Sihir Penyegelan Agar supaya tidak bisa untuk Menghindar.

Lalu Dia menoleh kearah Azharel dan Melihat Sihir itu yang mengarah Tepat padanya Namun Dia akhirnya melihat Pemimpinnya mengambil tindakan Dan Sementara ini Menahan Petir Itu.

Petir Bulan sabit Ungu Bertabrakan Dengan Armor Azharel Semua Setelannya diaktifkan Mahkotanya Dengan cepat Membentuk cincin Pelindung. Cincin Pelindung terlihat mengalami keretakan saat Petir ungu bulan sabit itu Mulai mengikis Pertahanan Cincin Mahkota.

Terlihat Azharel Mulai Mengeluarkan seteguk darah.

"Lauriel Tunggu Apalagi cepat Pindah"

Namun Saat ini Lauriel yang melihat itu tidak sanggup melihat Pemimpinnya Terus melindunginya Segera Lauriel Berteriak:

"Azharel Lepaskan! Aku sudah dikunci sihir Kuno itu tidak Mungkin Untuk Pindah"

"Apa? Tapi Jika Aku Melepaskannya Kamu Akan disegel" Ujar Azharel Dengan khawatir.

"Tidak apa-apa Azharel, Aku Mengetahui Artefak bulan sabit itu, Khusus Untuk Penyegelan Sementara. Azharel Lepaskan!" ujar Lauriel.

"Tidak, Kamu tidak boleh disegel Atau serangan kita Akan berkurang, Cepat Serang Mereka Lagi Lauriel ini Perintah!" Ujar Azharel Terus Menahan Arah laju serangan Petir Ungu bulan sabit.

Lauriel Melihat Azharel tidak akan bertahan lama Kemudian Dia Menggunakan telepati nya.

"Jalang, Bantu Aku" Ujar Lauriel.

"Ada apa?"

"Lihatlah sendiri"

"Sialan Jalang, Apa itu? Astaga sihir Kuno"

"Ya itu Sihir Kuno, dan itu menargetkan ku, Sihir kuno itu adalah penyegelan Sementara, Jadi Aku akan Sementara Disegel, jadi Untuk Masalah Serangan Aku Berharap Kamu bisa Menyelesaikannya"

"Baiklah Jalang, Aku akan Terus menyerang mereka Dan ketika segel mu selesai Bantu aku kembali"

"Baiklah, Terimakasih" Ujar Lauriel.

Seketika Elesia yang masih menyerang musuh mulai mundur dan Berpindah dengan cepat dengan Kemampuan Blink nya, Setelah Itu Dia sampai dibelakang Azharel lalu Berkata:

"Maafkan Aku Azharel, Ini permintaan Lauriel"

"Tidak, Elesia Jangan!"

Seketika Azharel Dipindahkan Dengan paksa Dengan kemampuan Blink Elesia.

"Tidak, Lauriel Akan disegel"

"Aku tahu"

"Kenapa Kamu menghentikanku?" Ujar Azharel tidak percaya.

"Ini permintaannya" Ujar Elesia.

"Baiklah Aku mengerti" Ujar Azharel.

Syuuuuuu

Petir ungu yang berbentuk Bulan sabit kembali melaju Menyerang Lauriel.

*Bledarrr*

*BOOM*

sengatan Listrik Mulai berlaku, Lauriel Berteriak dengan Penuh kesakitan.

*Ahhhh*

Lauriel Mengingat kejadian Sebelumnya Bahwa Rasa sakit ini Hampir sama dengan dia dicambuk Jadi Sekarang Lauriel Mengepalkan tangannya Dan suara Yang keluar menahan kesakitan Hanya terdengar sesekali.

5 menit Petir itu Menyambar Lauriel segera Berlutut Dan jatuh.

Elesia segera Berteleportasi jarak dekat dengan Blinknya dan Menggendong Lauriel.

"Jalang, Kamu harus bertahan" Ujar Elesia dengan Kekhawatiran, Karena dia bisa Melihat gaun indah Lauriel kini gosong dan Banyak yang terbakar hingga Robek.

Dengan sedikit kesadaran yang tersisa Lauriel Tersenyum dan Berkata:

"Terima Kasih telah Menuruti perintahku"

setelah Ucapan itu Lauriel menutup matanya Dia Pingsan.

Daurius Yang berhasil Menyegel Lauriel Tersenyum saat ini, Tongkatnya Kemudian jatuh di pasir Dan Dia juga Jatuh terbaring lemah, Seluruh tubuhnya Mempunyai Noda darahnya.

Tidak jauh dari tempat Daurius Jatuh, Ada seorang dengan telinga khas serigala, Rezuz Yang melihat Daurius Jatuh, Mengepalkan Tangannya dan bergumam:

"Bertahanlah"

Rezuz sangat berterima kasih kepada Daurius karena Menyelamatkannya dari Tekanan Aura Naga Nona Eliza Maka dari itu ketika Daurius Jatuh, Rezuz segera Bertindak.

Rezuz Segera Menggendong kembali Daurius Dan berteriak:

"Daurius Sekarat, Rinfa Tolong" Ujar Rezuz dengan berlari menggendong Daurius kearah Rinfa dengan kecepatan tercepatnya.