Chereads / LEGENDA PETUALANG TERKUAT / Chapter 92 - Gereja Suci (VI)

Chapter 92 - Gereja Suci (VI)

Para Pillar yang mendengar itu Mengerutkan kening tidak terkecuali Santo Agung ia juga merasa bingung dengan Pemujian itu sebab Pembunuh yang cantik adalah Kode Mereka untuk Lauriel, Akan tetapi Ada orang lain yang mengetahui Kode nama yang mereka pakai untuk Lauriel, Santo Agung Lebih bingung sebab di tahu bahwa Sepuluh Pillar ini semuanya terpercaya dan sangat setia terlebih khusus mereka membenci Pengkhianatan.

"Pembunuh yang cantik?"

Merasa Penasaran Santo Agung bertanya

"Hanya itu percakapanmu dengannya?"

"Masih ada lagi" Ujar Lauriel.

"Katakan" Ujar santo Agung.

Aku bertanya lagi padanya tentang siapa dirinya Dan Dia membalas pertanyaan ku Dengan pertanyaan.

semua Pillar:???

Dengan jawaban yang Lauriel berikan lewat perkataannya, Mereka semua semakin menjadi penasaran.

"Apa pertanyaannya?" ujar Santo Agung bertanya, Ekspresi serius bisa dilihat diwajahnya.

'Dia mengatakan Aku?'

Pillar:???

'Lanjutkan' Ujar Santo Agung.

Lalu Katanya Hanya bisa memberinya 1 jawaban dari pertanyaan yang saya berikan.

Saya memberikan dua pertanyaan pada awalnya tetapi dia tidak mau menjawab Jadi dia memberi saya dua pilihan

saya lebih memilih Dia dari kerajaan Mana dan dia menjawab kerajaan kita 'Kerajaan Holy'

santo Mengerutkan keningnya terlihat Dia berpikir keras.

"Jadi Kamu mempercayai perkataannya bahwa dia dari kerajaan Kami?" Ujar Santo Agung.

"Ya, aku percaya" Ujar Lauriel Dengan polos.

Lalu..lalu..

"Lalu apa? Jalang berbicaralah dengan jelas jangan membuatku penasaran" Ujar Elesia Tidak senang temannya berbicara seperti Orang bodoh.

Mendengar itu Lauriel kemudian kembali menjelaskan

"Lalu Aku Menanyakan Kepadanya Apakah Mereka Pasukan Bala bantuan yang dikirimkan Kerajaan Holy? salah satu orang mereka menjawab Ya, mereka Petualang Elite dari kerajaan Kita"

"Tentu saja tidak, Dia ingin membodohimu" Ujar Elesia cukup kesal cerita yang diberikan Lauriel sangat bodoh.

"Elesia berhenti mengoceh cukup dengarkan" Ujar santo Agung.

"Lauriel Lanjutkan Jangan terganggu dengan ocehan Elesia" Ujar santo Agung.

'Baiklah' Ujar Lauriel.

"Kemudian aku kembali bertanya tentang Kode Nama yang Kelompok mereka pakai"

"Kakak Tolong jangan berhenti berbicara, kamu membuat kami penasaran" Ujar Demiz Kepada Lauriel Rupanya Menurutnya Kakaknya sengaja Memperlambat cerita itu agar Mereka menjadi sangat Penasaran.

"Haha, Baiklah Karena Demiz berkata begitu. Lalu dengarkan Baik-baik aku tak akan mengulanginya lagi"

Semua Pillar mengangguk pelan pertanda mereka mengerti.

"Kode mereka Adalah Empat Topeng"

Pillar: Empat topeng?

Mereka semua mencoba mengingat kode ini di kerajaan mereka Tetapi mereka belum pernah Mendengar Kode nama Empat Topeng.

Lalu setelah itu Aku akan pergi melapor kepada Pemimpin Akan tetapi Dia menghentikanku dan Berkata:

'Pergi dengan tangan kosong? Tanpa bukti yang kuat mereka tidak akan mempercayaimu' disitulah aku menjadi bingung Dan Rupanya Dia memberiku sebuah Hadiah yang Luar biasa sebagai Alat Bukti kepada Pemimpin.

"Hadiah?" Ujar Santo Agung.

"Ya, hadiah"

Seketika Lauriel Mengambil sesuatu dan melemparkannya kepada santo Agung. Santo Agung Menangkap item yang seperti bola kasti itu Lalu menekan tombol yang berada di kasti ituKemudian Sesuatu keluar dari bola.

Dengan perawakan Setengah Manusia Orang itu muncul Dengan Keadaan yang masih tersegel.

Setelah Setengah iblis itu Muncul Ditengah Aula Putri Vira langsung mengenalinya.

"Pengkhianat" Ujar Vira dengan Marah.

Zen yang melihat itu mengenalinya itu Adalah Julios.

"Bajingan Mati!"

Seketika Zen langsung menyerang dengan tinjunya.

Tetapi itu ditahan oleh Es Tebal Lauriel.

"Itu Hadiah untuk Pemimpin jangan berani merusaknya" Ujar Lauriel memberi peringatan Kepada Zen.

Mendengar kebisingan yang terjadi disekitarnya Julios Membuka matanya apa yang dilihatnya sekarang adalah Aula yang lebih megah dan tentunya Energi sihir yang sangat besar berkumpul ditempat ini.

Di melihat Terdapat banyak orang dengan energi sihir yang kuat sedang duduk berbaris rapi dikedua sisi dan sambil mengamati semua orang tatapannya berhenti ditempat yang diduduki oleh gadis yang memegang tongkat sihirnya.

"Ohh, Holy Maiden Lama tidak berjumpa" Ujar Julios dengan terkekeh pelan.

Julios memandang satu persatu musuh didepannya dan Ia mengenali salah satu diantaranya selain Vira.

"Lama tak berjumpa Jendral,Tak kusangka kamu masih hidup dan Anak buahmu semuanya mati ditanganku hahaha Aku menghabisinya, Darah Mereka yang terpancar sangat enak dilihat" Ujar Julios dengan tertawa.

Wajah jendral berubah Urat didahinya mulai menonjol Zen sangat Marah, Aura Zen mulai kini Mulai Naik dengan cepat.

"Cukup Zen jangan terpancing" Ujar Erina mengingatkannya.

"Ini Ramuan penenang Minumlah terlebih dahulu" Ujar Erina dengan melemparkan Ramuan itu kepada Zen.

Zen menangkapnya dan langsung meminumnya dan berkata:

"Terima kasih Nona Erina"

Julios merasa tidak senang Dengan Ramuan yang diberikan Erina kepada Zen Dia sedikit lagi bisa memprovakasi Zen tetapi semuanya itu gagal dengan Ramuan Yang dibawah oleh wanita itu. Julios melotot Kearahnya.

Erina Yang melihat tatapan Julios hanya tersenyum kemenangan.

Julios ingin sekali membunuh Erina dengan tangannya sendri tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa Karena dia tahu Hidupnya hanya sampai disini Mananya tersegel begitu pula tubuhnya yang masih Terikat segel yang sangat kuat.

Merasa Hidupnya akan segera berakhir julius Kemudian menemukan satu irang lagi yang dikenalnya.

Julios Memandang Lauriel.

"Oh Nona yang buruk rupa telah menjadi Gadis yang sangat Cantik" Ujar Julios.

Lauriel Hanya diam tidak menanggapinya.

Melihat provokasinya itu Tidak mempan terhadap Lauriel, Julios kembali berulah dia Menatap Santo Agung dan berkata:

"Kurasa kamu pemimpinnya bukan? Bersenang-senanglah sebelum kalian semua Mati, Tidak lama lagi Kerajaan Kalian akan musnah" Ujar Julios tertawa dengan gila.

Sang Santo tidak terprovokasi sedikitpun Dia kemudian mengeluarksn Artefak sucinya Dan Merapal, setelah 1menit Merapal Ia berkata:

"Ekstraksi Jiwa Aktifkan"

Sihir cahaya yang keluar dari Artefak suci Santo Agung langsung menusuk Julios.

Julios Berteriak kesakitan

Argghhhhh

Kehidupannya disedot oleh Artefak suci, Ketika jiwanya keluar dari tubuhnya Artefak suci itu langsung Menghisapnya, itu menghancurkannya menjadi Debu.

Seketika itu muncul proyeksi gambar di ditengah Aula. Terlihat digambar itu Tentang Pertempuran Julios bersama rekannya melawan Seseorang dan mengalami kekalahan.

Sang Santo Yang melihat Proyeksi itu Menatap Dengan cermat Teknik yang dikeluarkan orang itu saat berhadapan dengan kelompok Julios.

semuanya Tingkat tinggi apalagi ketiga orang yang disebelahnya itu Kuat kekuatan mereka hampir seperti Elesia dan Lauriel.

Sang Santo mengerutkan Keningnya Dia tidak mengetahui atau kenal dengan gerakan yang dilancarkan untuk membunuh Teman Julios, Dia hanya melihat sesuatu yang dia anggap itu langka dan itu adalah sihir Ruang.

Demiz yang sementara mengamati layar proyeksi itu mengerutkan keningnya sebab Dia adalah penyihir Ruang dan dia tahu bahwa Sihir itu adalah sihir Ruang Namun kontrol Orang yang berada Didalam layar proyeksi Lebih bagus darinya.

Demiz Dan Santo Agung Tatapan keduanya bertemu dan Demiz Mengangguk yang berarti dia mengakui kontrol Orang dilayar proyeksi setara atau lebih tinggi darinya.

Santo Agung mengerti bahwa Misi Lauriel kebetulan bertabrakan dengan Misi dari orang-orang itu.

"Memang Lauriel mempunyai keberuntungan yang bagus" Gumam batin Santo Agung.

Setelah Mengetahui semua laporan dari Semua sektor Santo Agung Berjalan ketengah Aula dan berkata:

"Pertemuan Selesai"

Seketika Para Pillar Berdiri dan akan mengaktifkan cahaya patung lewat sihir teleportasi yang disediakan dari Lambang mereka yang diukir dengan sihir khusus Ruang.

Namun sebelum mereka mengaktifkannya Mulut Lauriel terbuka dan Berkata;

"Orang yang Membantuku memberi Hadiah kepada pemimpin Dan Menangkap Musuhku Bernama Dav"

Seketika Putri Vira, Zen, Ken, Dan Elesia yang sementara Berjalan Kearah patung untuk mengaktifkan Rune Teleportasi Menghentikan langkah Mereka.

Mereka berempat berbalik dan menatap Lauriel Dengan tatapan serius.