"Harry."
Harry menoleh pada Tuan Agung yang baru saja memanggilnya. "Ya, Tuan?"
"Aku mengirim data ke emailmu sebelumnya."
Harry yang semula bingung dengan ucapan Lucas lantas mengangguk mengerti kemana arah pembicaraan rahasia mereka kini. Ah ... ia lupa sesuatu karena kejadian beberapa hari yang lalu.
"Apa harus sekarang?" tanyanya memastikan perintah Lucas beberapa waktu lalu.
"Kau bisa menundanya sampai ajal menjemput."
Dingin menusuk dan tentu saja terasa mencekik siapa saja yang mendengar ucapan tajam Lucas saat ini. Sedangkan Zoa menahan tawanya karena saat itu juga wajah ketiga pria di sofa berubah pucat setelah mendengar ucapan Lucas. Ah ... pria ini terlalu berlebihan jika mengancam Harry. Lihat ... Harry bahkan tak bisa meneguk salivanya dengan benar saking terkejutnya mendengar sindiran berbau tajam tak tersentuh itu.
"Ayo, makanlah rotimu."