Chereads / Suami Dingin Sia / Chapter 2 - Prolog

Chapter 2 - Prolog

Allysia . Perempuan berusia 20 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan strata satu bidang desain di kampus terkenal di Perancis, Sia, panggilan itu seolah mewakili penampilannya yang selalu sederhana tapi menawan. Gadis keturunan Turki-Rusia itu memang terkenal sangat cerdas dari sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas hanya ditempuhnya empat tahun di mana normalnya enam tahun. Dia lulus dari Universitas di Perancis dengan predikat Summa Camlaude. Kepiawaiannya mendesain membuat dia pernah diajak kerja sama oleh perusahaan ternama di negara romantis itu. Hobinya menggambar juga membuat dia menjadi komikus hebat. Dalam karier dan pendidikan dia memang bebas menjadi apa pun, tapi tidak dengan urusan cinta dan jodoh, gadis yang tiga Minggu lalu genap berusia 20 tahun itu sudah di jodohkan sejak dia kecil. Meski begitu sejak usia remaja dia  tidak pernah bertemu lagi dengan calon suaminya itu karena memang dari sekolah menengah Atas dia sudah di Perancis, sedangkan sang tunangan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Mereka bahkan tidak pernah berkomunikasi.

Tunangan Sia seorang pria dengan IQ yang tak kalah dari Sia. Davendra Razan, dia meraih gelar Doktornya di usia 25 tahun. Pria tampan nan gagah yang pesonanya bisa membuat wanita yang melihatnya seolah terbius akan ketampanannya, tapi Dave adalah pria yang sangat dingin dan misterius, tak ada yang bisa menebak sifatnya, dia sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya. Dave juga tidak punya teman seperti orang pada umumnya. Sangat berbanding terbalik dengan Sia yang supel dan sangat ramah, temannya sangat banyak bahkan dari negara dan suku yang berbeda.

Indonesia. 01 September.

"Dave, jam 4 sore nanti Nona Sia akan sampai, tuan muda diminta untuk menjemput Nona Sia di Bandara" ujar sekretaris sekaligus asisten pribadi Dave.

"Siapkan baju ganti" titah Dave.

"Siap" Sekretaris Dave gegas melaksanakan perintah bosnya itu. Selama ini hanya dia saja yang bisa mengerti Dave, dia telah bekerja sangat lama pada keluarga Dave, dari semenjak remaja, dia ditugaskan untuk menjaga sekaligus menjadi teman Dave, bukan tanpa alasan keluarga Dave membayar Rama untuk menjadi teman Dave.

Sementara Dave kembali bekerja, selain cerdas, Dave juga seorang pekerja keras, oleh karena itu meski usianya masih sangat muda, semua orang di perusahaan keluarganya, setuju dia diangkat menjadi Presiden Direktur meski baru bekerja dua tahun di perusahaan milik keluarga Razan.

"Sudah jam tiga lewat Dave, lebih baik sekarang bersiap-siap untuk berangkat ke Bandara" tanpa ragu Rama mengingatkan Dave yang sedang fokus menatap layar laptopnya. Cuma Rama sang asistenlah orang yang berani menegur Dave yang sikapnya sedingin es, Ayahnya juga tidak berani meski perkataannya lebih lembut dari Rama.

"Ram. Kamu masih ingat wajah Allysia kan?" tanya Dave Ragu.

"Sekilas ingat sih Dave, tapi pasti sekarang Nona Sia sudah semakin cantik"

"Dan aku tidak suka karena dia terlalu cantik" Baru kali ini Dave mengungkapkan perasaannya, saat Ayahnya bertanya apakah Dave suka pada Sia, dia hanya diam dan berlalu pergi saat ada orang membahas tentang Sia. Sebagai orang yang paling mengerti Dave, Rama hanya bisa diam saat Dave berkata tidak suka pada Sia. Rama sangat mengerti bahwa Dave hanya tidak mau Sia menjadi pusat perhatian orang.

🛬🛬🛬🛬🛬🛬

Di terminal kedatangan, Sia tak menemukan seorang pun yang dia kenal. Kakeknya sudah bilang sebelum dia terbang, bahwa seseorang akan menjemputnya, dan dia pikir yang akan menjemput adalah sopir keluarganya, tapi dia tak menemukan orang yang membawa kertas bertuliskan namanya.

"Di usia kakek yang sudah 62 tahun, bisa saja beliau lupa untuk meminta sopir menjemputku" gumam Sia.

Sempat terpikir di benak Sia untuk menghubungi Kakak-kakaknya, tapi dia ingat kalau kedua kakaknya sedang di luar negeri. Sia memijat-mijat keningnya, dia memutuskan untuk naik taksi saja, setelah kopernya datang.

"Nona Sia?" tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Sia menghampiri seorang laki-laki yang membawa papan kecil bertuliskan namanya.

"Kakak, Kak Rama kan?" Tanya Sia Ragu. Bukan karena dia melupakan Rama, tapi karena dia ragu bahwa Rama adalah salah satu sopir keluarganya.

"Iya Nona, Tuan Dave menunggu Nona di mobil, maafkan saya karena membuat Nona menunggu" di depan orang lain Rama memang memanggil Dave dengan seharusnya, karena Rama sadar, Dave adalah tuannya. Tapi Dave tidak mau Rama memanggilnya Tuan, karena bagi Dave Rama adalah kakaknya.

"Aku senang karna  Dave yang menjemputku. Apa dia semakin tampan Kak?" Sia sangat senang dan antusias bisa bertemu Dave saat baru tiba di Indonesia.

"Nona Sia akan segera mengetahuinya" ujar Rama dengan senyum tersungging di bibirnya.

Rama memasukkan semua barang bawaan Sia ke dalam bagasi, sementara Sia langsung masuk ke dalam mobil bertemu dengan Dave.

"Dave, aku sangat merindukanmu, kenapa selama ini tidak pernah menemuiku ke Perancis?"  Ujar Sia sambil mengalungkan tangannya ke tubuh Dave.

"Sia tolong lepaskan. Jaga sikapmu"

Ucapan Dave membuat Sia kecewa dan menarik tubuhnya menjauh dari Dave.

"Aku ini calon istrimu, kenapa tidak mau hanya peluk?"

Sia memalingkan wajahnya, mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil, Sia pikir setelah 5 tahun Dave akan berubah, dan mau menerimanya tapi ternyata begitu cepat dia merasakan kekecewaan karena sikap Dave.

Rama yang melihat Sia dan Dave dari kaca mobil membuatnya tahu kalau Sia sangat kecewa pada Bosnya itu.

"Apa Nona Sia ingin langsung pulang?" Rama mencoba mencairkan suasana yang terasa canggung.

"Aku tidak mau pulang, aku mau ikut ke mana pun Kak Dave pergi, jadi jangan antarkan aku ke rumah"

Tak ingin gagal lagi, Sia tak mau menunda-nunda lagi untuk bisa mengambil hati Dave. Sebelum acara pernikahan, Sia ingin bisa menaklukkan hati Dave.