Disisi lain Syd berhasil melumpuhkan 2 Squido yang memainkan hidungannya untuk mengendalikan warga desa yang sedang bersembunyi, Squido-squido tersebut berada ladang milik penduduk desa Hepo. Nampak desa Hepo sudah dikepung oleh para Squido yang datang dari Pantai.
Syd menebas kepala kedua Squido tersebut dengan blade miliknya, membuat Squido tersebut tidak dapat bangkit lagi lalu Syd meninggalkan jasad Squido tersebut di ladang dan kembali bergerak menyisiri daerah tersebut. Untung tadi pagi Syd sudah berkeliling desa dengan Ra, kini dia kurang lebih tahu seluk beluk desa Hepo.
Syd dengan cepat bergerak menyusuri pinggiran desa melewati padang rumput dan pepohonan, heningnya malam itu adalah kamuflase. Jika Syd membuka earphone di telinganya maka akan terdengar lantunan musik yang akan mengontrol tubuh dan pikirannya. Syd memeriksa hingga sampai ke gerbang tempat pertama kali dia tiba di desa Hepo, sepertinya sudah tidak ada Squido yang berkeliaran di luar desa. Ini pertanda mereka sudah masuk semua, Syd lalu bergegas mengitari dalam desa.
Syd masuk ke dalam desa melihat kekacauan yang sudah dibuat oleh para Squido, sungguh tragis keadaan desa Hepo. Banyak bangunan rusak dan terbakar oleh ulah Squido yang berusaha menjajah desa Hepo. Dengan kemampuan pasirnya Syd berusaha memadamkan api tersebut, diguyurkannya pasir secara perlahan ke rumah-rumah yang terbakar.
Saat memadamkan Api Syd lalu merasakan ada pertarungan di dekatnya, Dia lalu bergegas mencari siapa yang sedang bertarung.
*****
Ra sudah mulai kehabisan staminanya, dirinya yang biasanya mampu bertahan cukup lama kini mulai kelelahan. "Sial aku harus bertahan sedikit lagi, Jika tidak maka Tokio akan dirampas mereka." Dengan sekuat tenaga Ra terus maju mendekati Squido tersebut. Squido tersebut pun tidak tinggal diam, dia mulai bergerak untuk menghancurkan batu-batu yang melindungi Ra dengan cakar di tangannya.
Dhuaarr... Dhuaaarrr...
Beberapa batu dihancurkan membuat Ra makin terpojok, jika menggunakan sisa staminanya untuk membuat batu pelindung lagi maka akan makin menguras staminanya. Squido yang mulai menyerang langsung dengan cakarnya menunjukan bahwa Squido tersebut tidak dalam mode bertahan melainkan serangan langsung, dalam kondisi ini sebaiknya juga menyerang langsung tapi berbahaya dengan cairan beracun yang bisa ditembakan kapan saja.
Ra harus membuka celah untuk mengatasi musuh yang bisa menyerang dari jarak dekat ataupun jarak jauh. Ra lalu bergerak ke sisa batu pelindungnya yang sudah rusak akibat serangan cairan tadi, Ra tahu batu ini tidak akan bisa melindunginya tetapi dapat memancing Squido itu mendekat. Squido itu mendekat mengarahkan cakarnya ke wajah, Ra menangkap tangan Squido itu dengan mengorbankan tangan kirinya, dibantingnya Squido tersebut ketanah sekuat tenanga.
Baaggghhh
Squido terjatuh dan berusaha menembakkan kembali cairan dari mulutnya. Saat itu Ra dengan sigap langsung mengeluarkan jurusnya. " Lightning photon,"
Dhuuaaarrr... Dhuaraarrrrr.... Dhuaaarrr....
Lightning photon dilakukan beberapa kali dalam jarak dekat oleh Ra membuat kepala Squido itu hancur lebur tidak bersisa, darah keluar dari leher jasad Squido tersebut membasahi tanah kering di kaki Ra. Ra terlihat sangat emosional sekali hingga melancarkan serangan berkali-kali tanpa henti, telapak tangan Ra terlihat menghitam tanda dirinya juga mendapat efek dari Lightning photon yang dilakukan dari jarak dekat.
Ra bangkit meninggalkan jasad Squido yang sudah tidak berdaya terkapar di tanah, sambil melangkah sempoyongan Ra berjalan mendekati Tokio yang masih tertidur. Namun saat hampir dekat muncul 2 ekor Squido yang langsung mengikat Tokio dengan tali dari rumput laut dan langsung membawanya pergi.
"Siaallll...." Teriak Ra yang melihat Tokio dibawa pergi di depan matanya. Ra yang sudah tidak bertenaga tidak lagi memiliki stamina untuk melakukan Flash feet, dirinya terjatuh begitu saja merasakan tubuhnya yang sulit digerakan.
Gedubraaakkkk
Ra berusaha bangkit namun luka pada kaki dan tangannya ditambah staminanya yang habis membuatnya tak sanggup bangkit lagi. Ra sadar saat melatih kemampuan penggunaan pasir dirinya mulai kehilangan staminanya, meski latihan itu tidak seberapa tapi entah mengapa bisa menguras cukup banyak staminanya. Apakah mungkin ada ketidak cocokan pada dirinya terhadap elemen pasir.
Sekarang bukan waktunya memikirkan hal itu, Ra harus bangkit mengejar Squido yang telah membawa kabur Tokio, mungkin saja bukan hanya Tokio yang dibawa pergi oleh Squido tersebut tapi juga penduduk desa Hepo yang lainnya. Jika demikian akan sangat berbahaya, mereka bisa dibunuh atau bahkan dijadikan santapan oleh para Squido. Ra berpikir keras namun pikirannya mulai melayang, tubuhnya melemah dan kesadarannya mulai menghilang.
Dalam keadaan hampir tidak sadarkan diri, Ra melihat ada Squido yang datang menghampiri dirinya yang tidak dapat beranjak dari tempatnya sekarang.
"Siaallll..."
*****
Syd menghampiri suara pertempuran yang di dengarnya, ternyata di sana Akashi sedang memberantas Squido-Squido yang sedang memasuki desa. Dengan fire ball nya, Akashi memanggang Squido-squido tersebut hingga kering kehitaman.
"Wah kapten panen gurita bakar," Ucap Syd yang berlari sambil menebas tangan salah satu Squido yang berusaha mencakar Akashi.
"Respon yang bagus Syd," puji Akashi. Akashi kemudian melemparkan fire ball ke Squido yang tangannya sudah putus tadi. Squido itu mengerang kesakitan lalu terkapar tidak bergerak. "Sudah berapa banyak yang kau kalahkan?"
"belum sebanyak kapten!" Ucap Syd yang membuka earphone nya, terasa alunan musik Squido mulai menghilang dari pendengarannya.
Akashi yang melihat tersebut memperintahkan Syd kembali memakai earphone nya. " Syd apa yang kau lakukan, cepat pakai lagi!"
"Tenang kapten Suaranya sudah menghilang!" Sahut Syd menurunkan earphone ke lehernya.
Akashi melepas penutup telinganya, dia juga tidak mendengar alunan musik milik Squido. Apakah mungkin Squido sudah pergi meninggalkan desa ini, Akashi lalu memberi perintah pada Syd
"Kalo begitu bergerak dan cari lagi," perintah Akashi. Akashi lalu mengambil sebuah pil dari dalam kantung jaketnya. Pil hitam penambah stamina, salah satu suplemen untuk meningkatkan stamina walaupun tidak berjangka panjang tapi bisa dipakai untuk melawan musuh yang jumlahnya banyak.
"Sudah ku duga stamina kapten mulai terkuras, sebaiknya kapten mundur dulu. Mungkin masih ada Squido di desa ini jadi kita harus waspada kapten."
"Tidak usah kau ajari aku sudah paham, masalahnya tidak adakah yang bisa membantu kita disini! apa mereka semua warga berada di balai desa."
"Benar juga kapten, tidak ada satu warga yang ikut bertarung dari tadi. Masa tidak ada yang diatas level 3 tingkat penggunaannya,"
"Kalo begini bisa bahaya jika ternyata Squido telah berkumpul disana, Syd lekas periksa Balai desa!" Akashi memberikan perintah pada Syd yang langsung bergerak sementara Akashi memeriksa sisi luar desa Hepo.
*****
"Rock edge!"
*Rock edge adalah kemampuan untuk memunculkan rentetan batu-batu keras dan berduri dari dalam tanah, semakin kuat semakin besar batu yang muncul
Muncul batu-batu berduri dihadapan Ra yang langsung melindunginya dari Squido yang berusaha mendekatinya. Dari balik runtuhan rumah nampak seorang pria sedang membungkuk memukul tanah yang menyebabkan munculnya barisan batu besar yang akhirnya melindungi Ra, pria itu adalah Matoi anggota tim Akashi.
Matoi melompat lalu berdiri di atas pohon tempat Ra bersandar, "Kau tidak apa apa kah Ra?" Tanya Matoi yang bergaya layaknya seorang penyelamat.
"Kak Matoi!" Ra sungguh bersyukur dirinya ditolong oleh Matoi, Kini walaupun matanya tertutup Ra yakin dirinya akan selamat.
"Beraninya sama anak kecil, rasakan ini!" Matoi mengeluarkan snipe nya lalu menembakan peluru batu ciptaannnya ke arah Squido tersebut.
Dorrrrr... Dorrr... Dorrr.....
Squido itu tertembak sebelum dapat melarikan diri dari serangan Matoi.
Bersambung.