Sejak kepergian Adrian untuk mencari baby sitter untuk Davina, Davina sudah mulai rewel. Dia langsung menangis begitu saja ketika Adrian pergi dari rumah. Sepertinya Davina sudah memiliki ikatan batin antara anak dengan Ayah nya. Nesya yang mendengar Davina menangis pun langsung menggendongnya. Dia mencoba melakukan apa yang di ajarkan oleh Adrian. Dia mencoba menggendongnya sambil memberikan susu kepadanya sekaligus sambil di pok pok badannya dengan pelan.
"Cantik... Sama Mamah yu. Kamu kalo udah besar harus seperti Mamah ya. Yang cantik, pintar, dan banyak akal."
Tetapi apa yang sudah di lakukan oleh Nesya kepada Davina tidak membuahkan hasil. Bukannya tangisannya berhenti, yang ada di semakin kencang saja menangisnya. Nesya pun sudah mulai tidak sabar lagi untuk menghadapinya.
"Kamu kok masih nangis aja kaya gini si. Mau kamu apa si? Masa kamu sama Ayah kamu di giniin langsung behenti nangisnya, giliran sama Mamah kok engga."
Akhirnya Nesya membawa Davina ke lantai bawah.