Setelah menelepon kakaknya, Nesya merasa sedikit lega karena akhirnya kakaknya itu mau membantunya supaya niat jahat dirinya tidak bocor ke telinga Adrian. Kemudian Nesya pun melanjutkan pekerjannya dengan penuh rasa khawatir.
"Nesya."
Tiba-tiba saja asisten dari atasan Nesya memanggil dirinya.
"Iya. Kenapa Bu?"
"Boss manggil kamu tuh. Katanya suruh ke ruangannya."
"Oh gitu. Iya, Bu. Makasih. Saya akan segera ke sana."
Nesya pun segera datang ke ruangan atasannya itu.
"Permisi," ucap Nesya.
"Masuk."
"Ibu manggil saya? Ada apa ya Bu?"
"Pakai nanya lagi ada apa. Kamu lupa? Kan tadi saya sudah bilang. Kamu kerjakan pekerjaan kamu secepatnya. Karena hari ini saya akan ada meeting. Secepatnya kamu selesaikan sekarang juga."
"I... Iya, Bu. Maaf. Saya segera diselesaikan secepatnya. Kalo gitu saya permisi dulu Bu. Marih."
Nesya langsung keluar dari ruangan atasannya dan kembali ke tempat bekerjanya.
"Aduh. Kok gua bisa lupa gitu si. Pasti ini karena kepikiran sama masalah Mas Adrian terus nih. Fokus Nes, fokus. Masalah Mas Adrian biar kakak Farah aja yang selesaiin. Oke. Tenang," ucap Nesya di dalam hatinya. Kemudian Nesya melanjutkan pekerjaannya dengan semaksimal mungkin berusaha untuk tetap fokus kepada pekerjaannya.
Setelah berusaha untuk tetap fokus dan mengerjakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin, akhirnya Nesya bisa menyelesaikan semua pekerjaannya. Kini Nesya akan membawakan berkas penting itu kepada atasannya.
"Permisi."
"Masuk."
"Maaf, Bu. Ini berkas yang Ibu minta."
"Taruh di situ aja."
"Baik. Permisi, Bu."
"Uh akhirnya kerjaan gua selesai juga," batin Nesya.
Tidak lama Nesya keluar dari ruangan atasannya tersebut, tiba-tiba atasannya itu memanggilnya kembali untuk ke ruangannya.
"Ada apa ya Bu?"
"Ada apa, ada apa. Coba kamu baca berkas yang kamu buat sendiri. Kamu baca lagi ga tadi sebelumnya?"
"Engg... Engga Bu..."
"Kamu ini gimana si. Udah lama-lama kerja di sini masih aja salah. Pekerjaan kamu itu salah semua. Ga ada yang benar. Ganti sekarang juga. Saya ga mau tau."
"Baik, Bu. Akan saya perbaiki berkasnya. Maaf Bu. Permisi."
"Tuh kan. Gua ga bisa fokus kerja kalo gini terus. Mending gua telepon kakak Farah lagi deh," batinnya.
Kemudian Nesya memilih untuk menelpon kakaknya terlebih dahulu sebelum dia melanjutkan menegrjakan pekerjaannya.
"Hallo. Kak Farah. Gimana? Gua kepikiran terus nih sampai kerjaan gua salah semua terus kena omelan sama boss juga."
"Suami gua belum pulang. Kayanya bentar lagi pulang nih. Udah lu kerja aja yang benar sekarang. Suami gua biar gua aja yang urusin."
"Awas ya kalo sampai gagal. Gua ga tenang banget sekarang ini."
"Iya... Kaya ga tau kakak aja lu."
"Yaudah. Thanks kak."
"Oke."
Setelah menelepon kakaknya kembali untuk memastikan keadaan di rumahnya, kini Nesya kembali memperbaiki pekerjaannya yang hancur itu. Kalau tidak, Nesya akan kena marahan dari atassnnya kembali.
*****
Sementar kak Farsh di rumahnya sedang menunggu kedatangan suaminya. Namun bukan untuk di sambut setelah pulang bekerja dengan air hangat atau makanan yang di masaknya, tetapi untuk menutup mulut suaminya sendiri supaya rencana dirinya dan Nesya tidak bocor karena ulah suaminya itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Tumben kamu duduk di depan rumah kaya gini. Kamu nungguin saya pulang?"
"Iya. Gua nungguin lu pulang. Tapi jangan geer. Gua nungguin lu pulang soalnya gua mau lu tutup mulut."
"Tutup mulut? Tutup mulur dari apa?"
"Lu kan tau kalo kemarin itu gua udah pura-pura sakit supaya dapatin uang dari cowoknya si Nesya. Nah sekarang tuh cowok mau ke sini buat jengukkin gua. Gua mau ya supaya lu ga bocorin semuanya ke dia. Awas aja kalo lu sampai bocorin semuanya."
"Engga. Kali ini saya ga bisa turutin kemauan kamu. Apa yang udah kamu dan ade kamu lakuin itu udah kebangetan. Saya ga bisa biarin gitu aja. Saya harus bilang semua kebenarannya sama dia. Dia harus tau itu."
"Ohh, oke, silahkan. Silahkan lu bilang ke dia, tapi ingat. Gua bakalan minta cerai sama lu. Dan gua ga akan mau ngurusin anak lu. Biar lu aja yang ngurus dia. Gua ga mau nyusuin lagi, kasih makan lagi, atau yang lainnya," ancam kak Farah. Kemudian dia langsung pergi meninggalkan duaminya begitu saja ke dalam kamarnya.
Mendapat ancaman seperti itu membuat suami dari kak Farah berdiam diri tanpa bisa berkutik. Karena suami kak Farah itu tidak tega jika anaknya yang menjadi korban dari masalah orangtauanya. Sepertinya kali ini dia akan menuruti permintaan istrinya itu lagi.
Ternyata kak Farah melihati suaminya itu dari balik kaca jendela kamarnya.
"Kayanya dia kemakan omongan gua deh. Pasti dia ga bakalan tega kalo soal masalah anaknya itu. Gua yakin dia ga akan bocorin ini semua ke si Adrian. Gua harus kasih kabar ke Nesya supaya dia tenang."
Kemudian kak Farah pun langsung menelepon Nesya.
"Hallo. Nesya."
"Iya, kak. Kenapa?"
"Gua punya kabar bagus nih buat lu."
"Apa? Cepatan bilang ke gua. Suami lu itu mau tutup mulut kan?"
"Lu tenang aja. Gua udah selesaiin semuanya. Dia bakalan tutup mulut kali ini. Gua jamin."
"Serius nih?"
"Iya. Gua jamin."
"Yaudah kalo gitu gua jadi jadi tenang sekarang. Dan Mas Adrian juga pasti ga akan curiga kalo gua nolak dia buat ke rumah lu. Gua masih ada kerjaan nih. Gua lanjutin kerjaan gua dulu ya. Thanks kak."
"Oke, sama-sama."
******"
Kini akhirnya Nesya bisa bekerja dengan tenang tanpa ada pikiran-pikiran lain yang membebaninya.
"Gua telepon Mas Adrian aja deh kalo gua itu bisa nganterin dia ke rumah kak Farah. Supaya dia makin percaya sama gua," ucap Nesya di dalam hatinya. Kemudian Nesya pun langsung menelepon Adrian.
"Hallo, Mas. Maaf. Aku ganggu ya?"
"Engga kok. Kenapa?"
"Nanti kamu jadi kan jemput aku? Soalnya kakak aku suruh aku ke rumahnya. Kalo ga jadi aku ke rumahnya sendiri aja."
"Ohh gitu. Jadi kok, jadi. Saya sekarang masih ada kerjaan. Nanti saya kabarin kamu lagi ya."
"Iya, Mas. Makasih Mas. Maaf ya ganggu."
"Iya, ga apa-apa kok."
"Sampai ketemu nanti."
"Iya."
Sambungan telepon di matikan. Nesya juga masih harus kembali bekerja kali ini.
*****
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Waktunya Nesya keluar dari kantornya.
"Huh. Akhirnya pulang juga. Dan gua bakalan ketemu sama Mad Adrian. Kali ini gua bakalan mintain duit dia lagi ah. Kan kak Farah ceritanya masih sakit tuh. Masa iya si dia ga kasih apa-apa atau bawa apa-apa gitu. Dia itu kan orangnya royal banget. Gampang banget gua manfaatin, haha," pikir Nesya di dalam hatinya.
Nesya menghubungi Adrian jika dirinya sudah keluar dari kantor. Namun ternyata teleponnya tidak di angkat. Nesya mencobanya lagi tetapi tetap tidak di angkat juga. Akhirnya Nesya mengirimkan pesan kepada Adrisn.
Nesya : Mas. Kamu lagi dimana? Aku udah keluar dari kantor nih. Aku lagi nungguin kamu. Kamu jadi kan jemput aku ke kantor dan kita ke rumah kakak aku?
Selama 15 menit pesannya tidak juga di balas. Bahkan untuk di bacanya saja juga tidak. Kini Nesya tidak mengetahui kabar Adrian. Nesya terus menunggu Adrian di depan kantornya selama hampir satu jam. Hingga kantor tersebut kini sudah sepi.
"Ih Mas Adrian tuh kemana aja si ya ampun. Gua telepon lagi aja deh," pikirnya.
-TBC-