Chereads / Berjuang Untuk Supremasi / Chapter 2 - Masa Kelam

Chapter 2 - Masa Kelam

Sore Hari, SMA Negeri xxxx

Di dekat gerbang sekolah meskipun ada banyak siswa-siswi diantara mereka, ada satu sosok yang menonjol di kerumunan. Dia Tinggi sekitar 187 cm, dengan mata menyala-nyala.

"Arnold, Mau pulang bareng?" Teriak Wily di kejauhan.

"Um." Arnold menganggukan kepalanya.

Setelah melihat Arnold mencapai gerbang dan akan keluar, Wily mengikutinya di samping.

"Saudaraku, sebenarnya apa yang terjadi denganmu tadi pagi? Kamu juga sangat aneh hari ini." tanya Wily.

Setelah mendengar ini Arnold langsung melihat ke arah Wily. Merasakan Arnold menatapnya Wily agak tidak nyaman, "Apa itu? apakah ada yang aneh?" tanyanya.

Setelah mendengar ini Arnold terdiam, meskipun kelihatannya dia berada di sana pikirannya melayang jauh dari situ.

Gong! Gong! Gong!

Teriakan perang merajalela awan mulai gelap dan sungai darah bisa dilihat dimana-mana.

"Panglima Besar! Sayap kiri hampir hancur, mohon beri keputusan!" seorang utusan setengah berlutut ketika menyampaikan pesan. Di belakangnya, para perwira menjadi gelisah dan khawatir.

"Panglima Besar! Sayap kanan di ambang kehancuran, mohon beri keputusan!" seorang utusan menyampaikan situasi dari depan dengan nafas terengah-engah.

"Panglima Besar! Pertahan pusat juga diambang kehancuran, mohon beri keputusan!" seorang utusan datang lagi dan menyampaikan pesan.

Semua perwira melihat ke tengah, dimana sosok pemuda 28-32 tahunan memancarkan aura yang paling cermelang. Bahkan dengan semua perwira dibelakangnya digabungkan masih pucat bila dibandingkan. Sosok ditengah itu tenang, tidak ada riak emosi panik dan khawatir seperti perwira dibelakangnya. Melihat ini perwira dibelakangnya melihat bahwa sosok di depan masih tenang mereka juga ikut tenang.

Akhirnya setelah beberapa detik seorang perwira melangkah kedapan dan berbicara dengan lantang,"Panglima Besar! Biarkan Jenderal ini melangkah maju dan menenangkan barisan depan!" Jenderal Kekar yang berbicara adalah seorang pria berusia 44 tahunan, aura nya ganas dan mencekam.

Mendengar ini, sosok ditengah itu akhirnya melihat ke Jenderal Kekar,"Situasi di medan perang sangat tidak menguntungkan bagi kami, meskipun kita tetap bertahan hidup selama ini, hari ini akhirnya datang juga." setelah berbicara, sosok ditengah menghela nafas.

Situasi di medan perang sudah tidak terselamatkan, Pasukan armor hitam yang tak berujung tampaknya tidak ada batasnya. Membuat Jenderal-Jenderal ini menghela nafas dalam kepahitan. Bagaimana mungkin tidak? Pasukan berarmor hitam ini datang dari udara tipis dan ketika dunia tahu keberadaannya mereka sudah menguasai setengah benua itu.

Mendengar Panglima Besar berkata sedemikian rupa, para jenderal juga menghela nafas dengan wajah pahit. Bagaimana mereka juga tidak merasakannya?

"Panglima Besar tidak usah khawatir tentang itu, Kematian di medan perang adalah kehormatan terbesar bagi prajurit seperti kami!" ucap Jenderal kekar itu dengan tegas.

Setelah melihat ini, sosok ditengah itu berbalik dan melihat medan perang yang berantakan. Prajurit berarmor hitam mebantai Prajurit berarmor perak. Matanya berkedut dan tak bisa berkata-kata, setelah beberapa waktu akhirnya dia menghela nafas.

"Datang! Semua Jenderal Serangan Penuh! Berjuang sampai Mati!"sosok ditengah itu akhirnya memberikan perintah terakhir dengan tegas.

Mendengar perintah ini, para Jenderal berkata dengan mata tegas.

"Sesuai Perintahmu, Panglima Besar!"

------

Setelah mengingat peristiwa tersebut, tangan Arnold mengepal dan dia bergumam pelan,"Akhirnya aku kembali! Tidak akan kubiarkan Penjajah Dunia Lain dapat menyebabkan kekacauan lagi! Chengqing, Kim Hook, Tianzho, Smith! Aku berjanji akan melepaskan nasib dunia ini dari kehancuran!"