Hari ini Sasya sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, Bryan yang menjemputnya sendiri tanpa asistennya. Sejak perjalanan dirumah sakit dan sampai dirumah pun, mereka hanya terdiam. Seolah mereka berada di dunia masing-masing.
Kini mereka berencana untuk makan siang. Namun suasana di meja makan terasa suram bagi Sasya. Sedangkan Bryan tetap makan dengan tenang seolah tidak terusik dengan kesuraman yang mengelilingi mereka.
Sasya menggigit bibir bawahnya, entah hanya perasaannya saja atau memang sikap Bryan sedikit berbeda? Sedari tadi juga, Bryan hanya diam saat menjemputnya dirumah sakit.
Menyadari kalau Sasya tidak memakan makanannya, Bryan menghela nafas berat. Sedikit memijit pelipisnya yang terasa pening.
"Cepat habiskan makanannya." Ujar Bryan tiba-tiba dengan nada dingin. Membuat Sasya berjengit kaget mendengarnya.
"I-iya." Balas Sasya lirih.
Bryan beranjak dari duduknya, ia melihat Sasya sekali lagi. "Saya harus berangkat sekarang." Pamitnya.