Hari demi hari berlalu… Tentu saja Sean Jauhari dan Maxy Junior akhirnya sembuh dari luka-luka mereka walau sekarang menyisakan bekas luka bakar pada punggung, kedua lengan dan kedua betis mereka.
"Bekas luka bakarnya tidak bisa hilang, Sayang…" celetuk Kimberly Phandana sedikit cemberut.
"Aku sih tidak keberatan… Apa kau keberatan?" tanya Sean Jauhari sedikit khawatir.
"Justru aku senang… Aku bisa menggunakan bekas-bekas luka ini sebagai bahan referensi ceritaku kelak kepada anak-anak kita. Bukannya kejam ya… Aku berharap bekas-bekas luka ini takkan menghilang setidaknya sampai anak-anak kita masuk sekolah nanti."
Kimberly Phandana meledak dalam tawa gelinya. Sean Jauhari merengkuh sang putri pujaan hati ke dalam pelukannya.
"Bekas luka-lukanya tidak hilang, Periku…" kata Maxy Junior dengan sebersit senyuman simpul.
"Aku sih tidak keberatan. Kau keberatan?" tukas Natsumi Kyoko ringan nan santai.
"Tidak sih… Justru dengan melihat ini, aku bisa selalu mengingat aksi heroik yang telah kulakukan dalam menyelamatkanmu." Maxy Junior menyeringai lebar.
"Ya… Itu juga bisa kutunjukkan sebagai bukti ketika aku menceritakan aksi heroikmu kepada anak-anak kelak. Mereka pasti akan sangat mengagumi ayah mereka," ujar Natsumi Kyoko dengan kedua belahan pipi yang sedikit merona.
Maxy Junior meledak dalam tawa gelinya. Dia meraih sang bidadari cantik ke dalam pelukan kehangatannya.
Bulan demi bulan juga berlalu… Hubungan di antara keduanya menjadi semakin manis, semakin dekat, nan semakin tidak terpisahkan. Sampailah pada minggu pertama Juni, yang menjadi momen-momen yang begitu dinanti-nantikan oleh Natsumi Kyoko.
"Sudah jam tujuh lewat ini, Maxy Junior Sayang… Kau yakin kita akan berenang malam ini?" tanya Natsumi Kyoko memastikan sekali lagi ketika dirinya sudah berdiri di depan pintu yang mengarahkan mereka ke kolam renang.
"Tentu saja… Kolam renang air hangat ini, Periku. Jangan takut… Kau takkan kedinginan… Lagipula, jika memang kau kedinginan nanti, kau bisa berlindung dalam pelukanku…" bisik Maxy Junior lemah lembut di balik telinga sang bidadari cantik dengan sebersit seringai nakal pada wajahnya yang tampan nirmala.
Rona merah mulai menyelimuti kedua belahan pipi dan kedua telinga sang bidadari cantik. Tadinya dia membayangkan suatu makan malam yang romantis antara mereka berdua saja. Namun, dia sungguh tidak menyangka sang pangeran tampan akan mengajaknya berenang di kolam renang air hangat malam ini.
"Lagipula kau bilang pada Kimberly dan Frebelyn kau ingin melihatku mengenakan celana renang yang kauhadiahkan bukan?" bisik Maxy Junior lagi dengan sebersit seringai nakal di balik telinga sang bidadari cantik.
"Hah? Mereka bilang begitu langsung kepadamu?" Serta-merta mata si bidadari cantik membesar seketika.
"Aku mendengarnya dari informan-informanku yang lain, Periku…" kata Maxy Junior menarik lembut tangan sang bidadari cantik masuk ke kolam renang.
Untuk beberapa saat lamanya, Natsumi Kyoko merasa terheran-heran kenapa kolam renang itu sepi sekali. Dia semakin terheran-heran lagi ketika kolam renang itu kosong dan tidak ada airnya.
"Tidak ada airnya… Tidak ada orang satu pun di sini… Kau pasti sudah mem-booking seluruh areal kolam renang ini, Maxy Junior Sayang…" Natsumi Kyoko langsung membuat suatu tebakan.
Maxy Junior hanya terkekeh-kekeh kecil. Dia mengelus-elus kepala belakangnya sekarang.
"Cepat sekali ketahuan ya…"
Dalam waktu beberapa menit, keduanya sudah berganti pakaian mereka menjadi pakaian renang. Tentu saja mata Maxy Junior terus menatap sekujur tubuh sang bidadari cantiknya yang kini hanya berbalut bikini warna pink dengan motif bintang-bintang warna biru langit. Sebaliknya, mata Natsumi Kyoko hanya bisa terus menatap tanpa berkedip ke penampakan fisik seorang laki-laki yang sungguh nirmala tanpa cacat. Dengan hanya mengenakan swimming brief, kini terlihatlah Maxy Junior melangkah menghampiri sang bidadari cantiknya dengan penuh percaya diri.
"Kau begitu seksi menggoda malam ini, Periku… Bolehkah… Bolehkah… aku meminta hal itu darimu malam ini?" bisik Maxy Junior di samping telinga sang bidadari dengan suara yang semakin mendesah dan hasrat kelelakiannya yang sudah semakin menjulang tinggi.
Mereka kini sedang berdiri di tengah-tengah kolam renang yang tidak ada airnya itu.
Natsumi Kyoko hanya diam membisu seribu bahasa. Dia terus menatap wajah sang pangeran tampannya dengan sorot mata penuh cinta. Tangannya terus membelai-belai dada telanjang yang bidang berotot di hadapannya. Jika malam ini dia memang akan kehilangan keperawanannya, dia pun sudah siap. Hanya saja, tetap dalam kamusnya sebagai seorang perempuan, dia hanya bisa memendam dalam-dalam persiapannya itu.
Mendadak saja, air mulai keluar dari sisi kolam renang. Namun, air tersebut lebih mirip cairan susu beraroma strawberry. Makin lama, cairan susu tersebut semakin tinggi dan semakin tinggi. Namun, dunia Natsumi Kyoko yang sudah dipenuhi oleh cinta dan hasratnya sendiri kepada sang pangeran tampan membuatnya seolah-olah tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekelilingnya.
Tangan Maxy Junior mulai menjelajah ke sekujur tubuh sang bidadari cantiknya. Kini tangannya tampak bermain-main pada kedua gundukan kembar sang bidadari cantiknya yang masih terbalut dalam bikini. Memang dia hanya ingin bermain-main dengan kedua gundukan kembar tersebut dan belum berniat menelanjangi sang bidadari cantik secara total.
Natsumi Kyoko semakin larut dalam gairah kewanitaannya. Tangan mulai terangkat dan juga mengusap-usap kepala hingga tengkuk belakang sang pangeran tampan yang masih memeluknya dari belakang.
"Aku takkan memaksamu menyerahkan segalanya kepadaku malam ini, Periku. Namun, aku akan memberimu sedikit kenikmatan surga malam ini. Maukah kau menerimanya?" tanya sang pangeran tampan di atas gairahnya yang mulai menggelegak. Tangan semakin nakal dan akhirnya turun pada perut bawah dan ke bawahnya lagi, yang menjadi inti dari kenikmatan Natsumi Kyoko pada malam hari itu.
Natsumi Kyoko hanya bisa terus mendesah dan mendesau dalam gulungan kenikmatannya ketika jari-jemari sang pangeran tampan mulai bermain-main dalam liang kewanitaannya.
"Apa ini? Oh Tuhan…" Natsumi Kyoko benar-benar melayang dengan permainan jari-jemari sang pangeran tampan yang terus maju mundur di tepian luar liang kehangatannya.
Maxy Junior tidak berniat memasukkan jari-jemarinya terlalu dalam. Dia takut itu akan merobek selaput keperawanan sang bidadari cantiknya. Akan tetapi, dengan permainan jari-jemarinya pada titik yang sedangkal itu saja, Natsumi Kyoko seakan-akan sudah hampir meledak terbuai dalam sensasi kenikmatan yang bergulung-gulung.
"Apakah kau menyukainya?" tanya Maxy Junior kini agak melambat karena dirasakannya sang bidadari cantik mulai menyemburkan sedikit cairan kenikmatan dari liang kehangatannya. Mendengar pertanyaan itu, Natsumi Kyoko hanya bisa mengangguk malu sambil terus memejamkan kedua matanya, terus larut dan tenggelam dalam sensasi kenikmatannya.
"Panggil namaku, Periku… Panggil namaku…"
"Uhh… Maxy… Maxy…" Natsumi Kyoko terus mendesah dan mendesau lagi seiring dengan jari-jemari sang pangeran tampan yang lebih cepat lagi maju mundur dalam liang kehangatannya.
"Uhh… Maxy… Maxy…" Natsumi Kyoko terus mendesahkan nama sang pangeran tampannya. Menit demi menit berlalu. Rasa-rasanya Natsumi Kyoko benar-benar kehilangan seluruh persendiannya untuk sesaat dan terbang melayang ke angkasa raya.
Natsumi Kyoko mulai menggelungkan kepalanya saat dia mencapai titik klimaks pelepasannya. Kepalanya tertekuk ke belakang dan bertumpu pada bahu sang pangeran tampan saat dia menyemburkan cairan-cairan kenikmatan dari liang kehangatannya.
"Bagaimana rasanya, Periku?" bisik Maxy Junior sedikit gugup. Natsumi Kyoko hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lemah lembut. Natsumi Kyoko tidak berani mengucapkan apa pun.
"Sekarang aku juga ingin mendapatkan kenikmatan yang sama, Periku… Kau bisa membantuku bukan?" bisik Maxy Junior lagi sambil terus menatap sang bidadari cantiknya dengan sorot mata penuh cinta dan gairah yang sudah menjulang tinggi.
"Dengan cara apa aku bisa membantumu, Sayang? Aku… Aku… Aku tidak pernah melakukan kontak fisik apa pun dengan laki-laki sebelumnya…" kata Natsumi Kyoko sedikit menunduk dan tersipu malu.
"Tidak perlu sampai berhubungan, Periku… Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang sudah ingin kulakukan pada dirimu sejak awal pertemuan kita. Bolehkah aku…?" bisik Maxy Junior lagi di balik daun telinga sang bidadari cantiknya.
"Terserah padamu, Sayang…" kata Natsumi Kyoko yang seakan-akan telah membangunkan singa yang tengah terlelap di sarangnya.