Chereads / Last Love(Indonesia) / Chapter 2 - Hari Pertama Bekerja

Chapter 2 - Hari Pertama Bekerja

Selamat membaca

Keesokan harinya, Kanaya tiba di rumah Albert. Dia menekan bel.

"Ting Tong!"

Rosa bergerak menuju pintu lalu dia membukakan pintu untuk Kanaya.

"Ayo masuk," perintah Rosa.

Kanaya melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah bosnya. Rosa merangkul Kanaya menuju ke dapur. Dia mengikuti Rossa.

Hari ini Kanaya bekerja sebagai koki di rumah Albert. Gadis berusia 19 tahun ini mulai memasak untuk sarapan bosnya.

Rosa memberitahukan masakan favorit bosnya. Keduanya menyukai makanan yang berbeda. Alex suka makan pasta namun dia alergi dengan bawang sedangkan Albert suka dengan kebab tetapi Rosa lupa memberitahukan Kanaya tentang Alex yang alergi.

Di sisi lain, Kanaya membubuhkan bawang pada makaroni karena menurutnya bahan ini membuat masakan lebih harum. Aroma masakannya pun menyebar ke kamar tidur bosnya sehingga membangunkan Albert dari tidurnya. Sebelum sarapan dia mandi terlebih dahulu. Sementara Alex masih tidur.

Rosa menghampiri Kanaya lalu memuji masakannya.

"Bos akan bangga padamu," gumam Rosa. Kanaya menyunggingkan senyumannya kemudian dia melanjutkan masak.

1 jam kemudian, Kanaya selesai menyajikan sarapan di atas meja makan. Setelah mandi, Albert bergerak menuju ke ruang makan. Senyumnya melebar saat melihat hidangan sarapan yang telah siap di atas meja. Lalu dia memanggil Rosa.

"Rosa."

Rosa bergegas datang ke depan bosnya.

"Iya, Tuan."

"Siapa yang memasak?" tanya Albert

"Kanaya," jawab Rosa.

"Oh bagus. Di mana dia?"

"Aku di sini," Kanaya datang menghampiri Albert.

"Oke, menurutku hari ini adalah hari yang spesial untuk sarapan. Jadi kamu bisa datang ke sini setiap hari atau kamu bisa tinggal di sini," ujar Albert.

Kanaya hanya tersenyum.

"Saya setuju, Pak jika Kanaya tinggal di sini. Saya bisa mempunyai teman, " sahut Rosa. Dia bahagia.

"Terima kasih atas perhatiannya, tetapi saya tidak bisa membuat keputusan hari ini, " ucap Kanaya.

"Oke, tapi saya berharap kamu bisa tinggal di sini bersama kami," harap Albert. Dia ingin Kanaya lebih aman.

Albert meminta Kanaya untuk pergi ke kamar tidur cucunya. Lalu dia bergerak menuju ke kamar tidur Alex.

"Maaf tuan. Kakekmu menunggumu di ruang makan untuk sarapan, " ucap Kanaya sambil mengetuk pintu kamar Alex namun, majikannya lupa mengunci pintu kamarnya. Kanaya membuka pintu kamar tersebut. Dia melangkahkan kakinya ke dalam kamar itu. Kamar itu terlihat sangat gelap karena Alex tidur dengan mematikan lampu di malam hatinya. Lalu dia membuka jendela agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar.

"Whoaam," Alex menguap. Dia terbangun dan duduk di tempat tidur.

Sementara Kanaya berdiri di depan jendela. Dia menatap keindahan alam di luar jendela. Lalu Alex muncul di belakang Kanaya.

"Kamu siapa?" Tanya Alex

Kanaya menoleh ke arah Alex. Dia kaget

"Kamu," gumam Kanaya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Kanaya. Dia menatap Alex dengan tajam.

"Ini kamar tidurku. Anda ingin mencuri di rumah saya? " Tanya Alex.

Kanaya beranjak dari Alex tetapi dengan cepat Alex menangkap Kanaya.

"Mau pergi ke mana kamu? Aku akan menyerahkanmu pada polisi, " ucap Alex.

Kanaya mencoba melepaskan tangan Alex di tangannya tetapi dia tidak bisa.

Alex menarik tangan Kanaya dengan sangat erat sehingga keduanya semakin dekat.

"Sebenarnya dia lebih cantik dari Arabella tetapi dia telah datang ke rumahku jadi dia harus dikurung," kata Alex dalam hati.

"Tolong jangan sentuh saya! Saya bekerja di sini. Saya tidak mencuri, " ucapannya Kanaya. Dia takut melihat mata Alex.

"Kamu bekerja? bohong!" bentak Alex dengan keras dan dingin.

"Sungguh. Kakek, dia ingin membunuh saya," Kanaya memanggil Albert.

"Bukan, kamu bohong! Kamu bohong, "kata Alex.

Di sisi lain, Albert telah menunggu Alex untuk sarapan tetapi Alex tidak datang juga kemudian dia menghampiri Alex.

Albert mendengarkan percakapan Alex dan Kanaya. Dia membuka pintu lalu menatap Alex dengan tajam.

"Dia adalah Kanaya, asisten baru di rumah kita, " kata Albert.

"Tidak, kakek. Dia ingin mencuri di kamarku," sahut Alex.

"Bukan, dia gadis yang baik. Kemarin dia membantuku membawaku ke rumah sakit. Kamu bisa melihat tanganku diberikan obat oleh dokter, " ujar Albert sambil memperlihatkan tangannya dengan Alex. Lalu dia melepaskan tangan Kanaya.

"Aku memintanya untuk memanggilmu sarapan. Ayo sarapan, " ajak Albert yang berlalu meninggalkan kamar Alex. Kanaya mengikuti Albert.

"Saya pikir, saya pernah melihatnya tapi saya lupa di mana?" Alex mencoba mengingat Kanaya. Saat Kanaya sudah pergi ke dapur. Dia menghampiri Rosa dan berdiri di sampingnya.

"Mengapa kamu begitu lama di kamar tidur Bos?" tanya Rosa. Kanaya menceritakan kisahnya.

Rosa mengatakan Alex adalah cucu Pak Albert. Dia adalah pria yang disegani. Dia meminta Kanaya agar berhati-hati dengan Alex. Kanaya sangat berterima kasih kepada Rosa karena sudah mengingatkannya.

Albert memanggil Kanaya. Dia ingin Kanaya ikut sarapan hari ini tapi Kanaya menolaknya dengan lembut. Alex muncul di samping kakeknya. Kemudian mereka sarapan.

"Kanaya," Albert memanggilnya.

"Ya, Pak. Saya di sini," Kanaya datang menghampiri Albert.

"Silakan duduk di sini bersama kami, saya sudah menyukaimu," kata Albert.

Kanaya menyunggingkan senyumannya. Sementara Alex memandang Kanaya dengan dingin.

"Tidak, saya sarapan dengan Rosa karena dia sendirian," kata Kanaya.

"Oke," Albert setuju lalu Kanaya meninggalkan bosnya dan masuk ke dapur.

Meskipun orang tua Kanaya adalah keluarga kaya di masa lalu tetapi hidupnya sederhana. Dia suka membantu teman dan tetangganya. Dia memiliki kepribadian yang bertanggung jawab dan baik di sekolahnya.

Dia bercita-cita untuk menjadi seorang dokter tetapi mimpinya hilang ketika orang tuanya meninggal. Meskipun demikian, dia tetap ceria dalam berbagai situasi.

1 jam kemudian, Ronal mengunjungi rumah Alex. Di sana dia melihat Kanaya yang baru saja selesai menyiram bunga di pekarangan rumah Alex.

Saya Ronal ingin bertemu dengan Alex. "Bisakah anda membantu saya memanggilnya? " Kata Ronal.

"Tentu, silahkan tunggu," jawab Kanaya lembut lalu dia menghampiri Alex.

"Maaf, Tuan, Tuan Ronal menunggu anda di ruang tamu," kata Kanaya.

"Oke, kamu bisa mengajaknya sarapan bersama kami," pinta Albert.

Kanaya mengikuti bosnya lalu dia meninggalkan ruang makan untuk mengajak Ronal. Dia menyampaikan pesan Albert kepada Ronal bahwa kakek mengundangnya untuk ikut sarapan. Dia setuju.

Ronal mengingat Kanaya lalu bertanya.

"Menurutku kita pernah bertemu sebelumnya tapi aku lupa. Apakah kamu mengingatnya? "

Kanaya mencoba mengingat apa yang dikatakan Ronal. "Saya ingat. Kemarin saya bertemu dengan anda di kantor. Saya pergi untuk wawancara tetapi pria dingin itu mengusir saya, " katanya tidak sadar.

Ronal tertawa saat melihat Alex. Lalu Alex mengingatnya.

"Kamu yang marah-marah di kantor kemarin di pagi hari," kata Alex dingin.

Kanaya diam. Kepalanya menunduk. Sedangkan Alex tersenyum licik sambil berjalan mendekati Kanaya, setelah itu dia berbisik.

"Sekarang kamu tidak bisa lepas atau lari dariku. Saya akan membuatmu menangis setiap hari."

Bersambung

Apa yang akan Alex lakukan untuk membuat Kanaya menangis?