Chereads / Biru Blue / Chapter 3 - Orange

Chapter 3 - Orange

Biru adalah warna paling luar biasa menurut Lucia. segala sesuatu di kamarnya semua berwarna biru. Benda-benda yang sehari-hari dipakainya pun selalu bewarna biru. Entah itu pensil, tas, ikat rambut, dan sebagainya semuanya berwana biru. Baik itu baby blue, navy, semua yang berkaitan dengan warna tersebut menjadi benda-benda keramat yang sangat berharga bagi Lucia. Tapi satu hal yang membuat Lucia heran dengan kegemarannya ini,

"Dimana pulpen baby blue gue?" Tanya lucia pada Intan. Yang ditanya malah mengangkat bahu.

"Tadi lu taruh dimana lemot?" Tanya Intan balik. Intan adalah teman sebangku Lucia. Dan mereka bersahabat sejak SD. Intan memanggil Lucia lemot karena sering loading lama dan pelupa, sedangkan Lucia memanggil Intan Lambe karena intan banyak ngomong dan suka bergosip. Dia adalah orang yang paling tahu info tentang apapun di sekolah, dari hal sepele seperti kucing mati di belakang sekolah sampe masalah gosip terahasia dan besar. Entah dari mana intan tahu semua berita itu, padahal tak tertulis di mesin pencari google.

"Gue taruh di meja tadi," jawab Lucy.

"Lupa kan, pasti lupa!" Cerocos intan.

"Bener gue taruh di meja," Lucy yakin.

"Ini pulpen siapa ya?" teriak Maria yang duduk di bangku paling depan.

Lucia terperanjat, kok bisa ada di depan?batinnya . Intan menepuk jidat.

"Amsyong emang lu! Pelupa lu udah akut," teriak intan. Lucia lari terbirit sambil nyengir dan kembali dengan ceria.

"Untung lu cantik ya, kalo engga gimana coba? udah telmi pelupa pula. Komplit banget benerrr.. untung lu cantik, insyaallah lu masih bisa laku kawin entar di masa depan," cerocos intan. Lucia malah ketawa ngakak.

"Berarti masa depan gue masih selamat ya?" Lucia menjulurkan tangan. Intan menyambutnya dan mereka salaman sepakat.

***

"Lambe, lu hari ini mau ke mana? ujian kan udah beres, ayok main kita," tanya lucia. bel sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu, dua mahluk ini masih berkutat di mejanya membereskan buku dan segala barang bawaannya.

Sebenarnya yang paling rempong di sini itu adalah intan, karena meski dia hamba gosip tapi urusan pelajaran paling serius. Makanya buku yang dibawanya lumayan banyak.

"Lu yakin ngajak gue main?"

"Iya lah, kok nanya sih?!" lucia menepuk bahu intan, "gue kan ngomong sama elu! ya pasti gue ngajak elu lah! emang ada orang lain lagi selain kita di sini?"

"ada." jawab intan, "Tuh si bergo!"

"Becanda lu! masa gue ngajak bergo. entar bukannya main malah catur lagi." bisik Lucia

Bergo merasa namanya dipanggil. dia pun melirik tajam ke arah Lucia.

"Hai Bergoo... " Lucia menyapa sok dekat. lebih tepatnya karena dia merasa engga enak dan malu karena ketahuan ngomongin bergo.

Bergo tersenyum tipis-tipis kegeeran, setipis kumis tipisnya. Bergo adalah orang yang sangat kaku. tipe cowok model bapack-bapack suka catur. Bergo kemudian bangkit dari tempat duduknya dan pergi.

Lucia bergidik. "iihh."

"Kenape lu mot?"

"Engga," tepis Lucia.

"Gimana, jadi engga?" sambung Lucia.

"Lu yakin?"

"Kenapa sih nanya lu yakin lu yakin melulu?"

"Soalnya sore ini gebetan lu lagi mau tanding basket!"

Lucia kaget. "Serius? di mana?"

"Di kuburan!" Lucia langsung memukul pundak intan. "di lapang basket lah." jelas intan.

"Lu emang the best!" ucap Lucia sambil mengacungkan jempol ke muka Intan.

"De bas de bes... lu aja yang engga baca pengumumannya di papan pengumuman!" sungut intan. Kini Intan di tarik paksa oleh Lucia untuk mengikutinya ke kantin.

"Udah jangan banyak ngomong, cepetan berangkat!!" tarik Lucia.

"Aduh bentar.. bentar.." Intan tergopoh membawa buku-bukunya.

Sesampainya di lapang basket, terlihat kelas C dan E sedang bertanding.

"Kyaaa... Chriiiiss..." teriak Lucia. si anak bule blasteran tersebut melirik sambil tersenyum.

sedang mata intan tertuju pada lawan main chris, Ringgo.

"Lambe, Lu liatin siapa?" tanya Lucia "Jangan bilang lo liatin si kampret Ringgo?"

"Emang kenapa?? iihh kepooo!!" Jawab Intan judes.

"Dia berandalan Be... ngapain lu liatin."

Si ringgo yang lagi diobrolin senyum manis ke arah Lucia.

"Mot, dia senyum ke elu tuh!"

Lucia malah bergidik.

"Gue lebih suka Chris, si cowok jaket biru." ungkap Lucia.