Baron mendongak melihat asap tebal dari kejauhan. Langit tampak gelap dan suram tertutup debu vulkanik.
"Menyerahlah, animagus!" seru prajurit itu dalam bahasa Saykame.
Tanah mulai bergetar lagi hingga pijakan kaki Baron goyah. Sama halnya dengan penjaga itu yang kehilangan keseimbangan.
"Aku mohon, tidak ada gunanya kamu melawanku," ucap Baron sambil mengangkat kedua tangannya. "Semua ini adalah bencana alam. Semua orang sudah pergi melarikan diri. Kamu tidak perlu membunuhku di sini karena tidak ada gunanya. Bencana alam akan tetap terjadi."
"Tidak perlu membodohiku! Kamu harus mati untuk menebus kesalahanmu!" teriak prajurit itu.
"Kalau kamu membunuhku di sini, kamu pun tidak akan selamat. Sebentar lagi lahar yang panas akan menghanguskan tempat ini."
Pegangan tombak di tangan prajurit itu mulai melemah. Itu adalah saat yang tepat bagi Baron untuk melawan. Ia menendang tombak itu hingga terlepas dari tangan prajurit itu.