Valo terkekeh. "Bagaimana kamu bisa tahu nama kecilku? Aku pikir hanya beberapa penghuni istana saja yang tahu nama itu."
Inayba tersenyum dan berkata, "Kufara selalu membicarakan tentangmu. Kalian bersaudara kan?"
Valo mengangguk. "Ya, benar sekali. Namaku sebenarnya adalah Valo."
"Ah, nama yang penuh dengan kekuatan," puji Inayba.
Jantung Valo langsung berdebar-debar dengan kencang. Ia tidak menyangka jika sang putri akan memujinya seperti itu.
"Terima kasih, Putri Inayba. Namamu pun sangat indah, seperti kupu-kupu yang sedang merentangkan sayapnya yang indah."
Inayba tersenyum. "Tapi aku bukan animagus kupu-kupu."
"Ah, maafkan aku, Tuan Putri. Aku tidak tahu," kata Valo sambil menunduk hormat.
"Tidak apa-apa, Pangeran Hurukoa."
Valo pun menegakkan tubuhnya, lalu melengkungkan senyumnya. "Kalau boleh aku tahu, kamu animagus apa?"
"Aku adalah animagus burung elang," jawab Inayba sambil menaikkan dagunya dengan sikap khidmat.
