PYARR!!!
Suara pecahan guci besar langsung menggema sampai ke langit-langit ruangan dan bahkan sampai ke lantai dasar tempat Leonardo sedang menikmati teh bersama keluarga kecilnya.
Mata Leonardo membulat, garis rahangnya terlihat begitu tegas, otot-otot lehernya menegang. Leonardo kecolongan. Benar, ia kira penjagaan di rumahnya sudah cukup ketat, namun ternyata, ada beberapa tikus yang berhasil masuk untuk mencurinya.
"Berliannya?!" Leonardo langsung berlari ke atas, Mav menyusulnya bersama dengan Reggo. Kato sudah berlari terlebih dahulu untuk membuka jalan, ia mengeluarkan senjata dari saku celananya.
Reva tertatih ingin lekas bergerak dan kabur dari lantai dua, namun terlambat. Pintu terbuka, semua orang masuk ke dalam. Tak terkecuali Mav. Mereka ingin melihat bagaimana keadaannya. Pintu berankas terbuka, listriknya mati. Reggo bergegas masuk ke dalam.
"Berhenti atau aku tembak!!" Kato mengangkat senjatanya.