[ Kemabali Ke Mylo, beberapa saat sebelum pergi]
"Di mana Ayah sekarang?" Mylo langsung mencerca Erza dengan pertanyaan itu begitu sambungannya terhubung.
"Kenapa?" Erza menahan diri untuk tidak terlihat emosi. Padahal saat itu ia sangat kesal lantaran satu-satunnya tawanan yang bisa membuka semua kedok komplotan pencuri dengan lambang lotus hitam kabur.
"Butuh bicara. Aku tahu Ayah ada di Ibu kota." Mylo membuat alis Erza naik, benar juga sebagai agen rahasia bocah ini bisa merentas keberadaan ponselnya.
"Temui Ayah di restoran cina pinggir kota. Kita bicara di sana!" Erza menutup panggilannya.
Mylo menghela napas cukup panjang sebelum mengambil kunci motor-nya dan pergi menuju ke restoran cina dua puluh empat jam yang di katakan sang Ayah.
.
.
.
Tak butuh waktu lama bagi Mylo untuk menemukan restoran itu. Aroma kuah kaldu, bebek panggang, babi panggang, dan juga daging sapi yang di tumis tercium tiap kali sang koki menggoyangkan wajannya di atas api besar penggorengan.