Mata Reva tertuju pada benda berkilauan di tangan Eric. Tiketnya untuk mendapatkan hidup tenang dan nyaman tanpa harus berlumuran darah. Tiketnya untuk hidup bahagia bersama Mav.
[ Berlian. Aku menginginkan berlian itu. Benar, aku tak boleh menyerah, aku sudah melangkah sejauh ini .] Reva sepertinya tidak ada pilihan lain. Ia tak boleh menyerah, berlian itu adalah kunci akan masa depannya. Ia masih punya kesempatan untuk meniti masa depan bersama Mav. Benar, tinggal melumpuhkan ketiganya, ambil berliannya dan pergi dari sana, masih ada kesempatan meski hanya secuil saja.
"Sepertinya kau tak akan bicara, Nona? Baiklah. Kalau begitu kami akan menangkapmu," sergah Eric. Ia menyerahkan berliannya pada Mav dan langsung mengambil hand gun di pinggang. Menodongkannya pada Reva.
"Aduh, kenapa berliannya ada di tangan Mav?" gumamnya lirih, ia jadi tak bisa melukai pemegangnya. Reva mengambil kedua belati kembar dari sak. Bersiap untuk bertaruang.