Ameera melepaskan tali pada celana Eric dan memelorotkannya. Sebuah benda lonjong sudah terlihat menegang dibalik boxer ketat yang menutupinya. Eric dengan sabar menunggu Ameera menyelesaikan tugasnya.
Ameera menurunkan boxer itu perlahan-lahan. Batang kejantanan Eric langsung teracung di depan wajahnya. Membuat Ameera memejamkan matanya malu, ini baru pertama kali ia melihat barang pribadi milik seorang pria. Sebelumnya Ameera memang tak mengingat apa pun.
"Bagaimana? Sungguh kau mau mencobanya? Terjatuh dalam neraka bersamaku?" tanya Eric sekali lagi.
"Aku yakin, neraka akan menjadi indah saat aku bersamamu." Ameera menarik tubuh Eric untuk bersatu dengannya.
Eric mencekal pergelangan tangan Ameera. Mata keduanya saling mengunci penuh dengan tatapan mesra. Ameera ingin tenggelam di dalam tatapan itu, mata biru yang seindah batu permata, mata biru yang sedalam lautan dan seluas langit biru. Sungguh membuat hati Ameera begitu tenang, nyaman, dan damai.