"Kenapa kalian bengong, Tuan-Tuan? Apa kalian belum pernah menjumpai istriku yang cantik ini?" Victor mengecup lembut pundak Ameera, memperlihatkan kemesaraan mereka. Meski palsu, itulah rencana Ameera. Setidaknya Victor dan Ameera harus membuat semua pemegang saham dan komisaris yang mendukung Agus menjadi goyah karena Victor mendapatkan dukungan penuh dari kelurga Wijaya.
"Jadi bagaimana? Bisa kita mulai rapatnya?" Tanya Victor, ia masih mendekap tangan Ameera dalam genggamannya.
Agus menggeratkan rahang, ia merasa geram karena kedatangan Ameera mengacaukan semua rencananya. Para pendukung Agus yang semula memantapkan niat utuk melengserkan Victor dari kursi kepemimpinan mulai goyah.
"Kalau boleh tahu, apa agenda rapat kalian?" tanya Ameera. "Apa kalian mau memilih pengganti Papa Farel padahal beliau belum meninggal?"