Degh!
Mata Erik membulat, terperangah! Membeku! Seluruh oksigen di ruangan itu seakan menghilang saat tatapan mata biru sejernih batu safir itu mengunci matanya.
Keduanya saling berpandangan dalam diam. Tak ada yang bersuara. Napas Erik menjadi berat, jantungnya berdetak sangat cepat namun kakinya terasa lemas. Pria itu seakan sedang melihat hantu, seakan sedang melihat orang mati hidup kembali.
Keringat dingin membasahi pelipis Erik. Rahangnya mengetat karena sungguh lidah dan sekujur tenggorokkannya kelu, terganjal oleh sesuatu. Mungkin luapan emosional yang sangat luar biasa besar, dan sangking besarnya sampai tak bisa keluar.
Erik mengulurkan tangannya perlahan, dengan bergetar hebat ia berusaha menyentuh wajah wanita cantik itu. Pria pesakitan itu hanya ingin tahu, apa wanita yang berada di hadapannya saat ini benar-benar nyata? Atau hanya halusinasinya karena terlalu merindukan …
"Kaleela??"