Satu setengah tahun kemudian …
Hujan turun dengan deras. Membuncahkan berton-ton air ke atas ibu kota. Tempias air membasahi teras dan juga paving jalanan. Termasuk juga sebuah mobil sedan mewah berwarna putih dengan emblem spirit of ectasy milik Alesya.
Mobil itu bergerak lambat karena kemacetan jalan. Sudah sejak siang tadi Alesya bersikeras untuk pergi menuju ke penjara militer. Menemui seseorang bernama Erik yang bisa saja menjadi kunci menemukan keberadaan anaknya yang juga bernama Eric.
"Eric, benar, nama anak itu Eric. Nama anakku adalah Eric." Alesya mengusap keningnya, Vico telah berhasil mengulik semua data yang menyebutkan tentang keberadaan bocah bermata biru dan mengatakannya pada Alesya. Hampir dua tahun Alesya hidup dalam kebingungan, rindu, rasa bersalah, dan juga kecemasan. Wanita itu sungguh-sungguh merindukan anaknya.
