Eric mendekati jeruji besi yang memisahkannya dengan tubuh sang Ayah. Netra birunya berkaca-kaca, benar, di bandingkan Mike, wajah Erik jauh lebih mirip dengan wajahnya. Meski benci, Eric tak bisa memungkiri hati kecilnya yang merindukan pria itu begitu netra mereka saling mengunci.
"Namanya Eric. Dan dia adalah anakmu!" tutur Erza.
"Eric." Erik langsung bangkit, ia tak bisa menahan keinginannya untuk melihat dan menggenggam tangan anaknya. Setelah lebih dari lima belas tahun, akhirnya Erik berhasil melihat putranya.
"Benarkah ini kau, Nak??" Erik mengusap-usap wajah Eric melalui jeruji besi. Erik menangis hebat, ia tak pernah menyangka bahwa Kaleela telah berhasil melahirkan seorang anak baginya. Menghadirkan buah hati di tengah-tengah kejamnya takdir mereka saat itu.