(Alurnya mundur sedikit, Gaes)
Cahaya terang … kipas angin yang berputar pelan di langit-langit ruangan. Dua benda itulah yang pertama kali dilihat saat Eric membuka mata. Terakhir yang ia ingat ia berada di tengah-tengah sergapan para tentara elit milik Indonesia. Sekejap kemudian ada peluru yang menancap di leher lalu ia merasakan lelah, lemas, dan mengantuk. Mungkinkah seperti apa kata Leonardo, mereka akan mengajaknya pergi?
[Terserah kau, Eric. Kau bisa mengikuti mereka untuk belajar bela diri dan menembak. Kapan pun kau kembali kepada kami, tangan keluarga Wijaya akan selalu terbuka untuk menerimamu.] Eric teringat wejangan Leonardo yang mengatakan untuk berlatih dengan Paman dan juga Ayahnya.
Entah apa yang Eric putuskan? Mengikuti mereka atau kembali pada keluarga Wijaya?