Victor memperbaiki jasnya dan melangkah keluar, Ameera memperbaiki dressnya dan juga tersenyum lalu mengekor di belakang Victor, menggandeng lengannya begitu mereka berdua menuruni tangga lengkung pualam ke lantai satu.
"Meera, Victor, kemarilah kami sedang membicarakan kalian." Hilda menepuk sofa di sampingnya.
"Membicarakan apa?" Victor memasang wajah sumringah, begitu pula Ameera, memasang senyum palsu semanis mungkin.
"Membicarakan kapan kalian akan punya anak," jawab Hilda.
"Uhuk!! Uhuk!!" Ameera tersedah ludahnya sendiri. Victor menyeringai.
"Yah, aku ingin sih untuk segera memiliki momongan. Tapi semua tergantung Ameera juga. Dia yang memiliki rahim, bila dia mau aku tak keberatan mengisinya kapan pun." Victor merangkul Ameera, ucapannya membuat Ameera kesal lantara Victoe seakan memintanya untuk menjawab semua pertanyaan sang ibu sementara ia lepas dari tanggung jawab. Namun bukan salah Victor juga, karena Ameeralah yang terang-terangan menolak untuk memiliki anak.