Victor mondar-mandir di dalam ruang kerjanya saat kembali dari pemotretan. Bukannya pulang ke rumah Victor justru pergi ke kantor dan marah-marah. Hatinya kesal sekali karena Ameera menyandingkannya dengan Eric. Bocah ingusan yang baru lulus SMP. Entah bagaimana ceritanya anak itu bisa jauh lebih sempurna di mata Ameera dibanding dirinya yang adalah pewaris tunggal keluarga Candrawinata.
"Arrg!!! Menyebalkan!! Eric berbeda lah, Eric jauh lebih baik lah, Eric masih polos dan imut lah, Eric…Eric … dan Eric …!! Hanya bocah cilik saja bisa lebih hebat dariku? Apa gadis itu buta? Apa dia tak bisa menilai kelebihan calon suaminya?" Cicitan Victor di barengi dengan usapan kasar pada wajah tampannya.
"Dari sisi mana aku kalah dibandingkan dirinya?" Victor berhenti mondar-mandir dan melihat dirinya pada pantulan kaca jendela besar.