"Benarkah hanya teman?? Bukan gadis yang kau sukai??"
"Tentu saka bukan!! Aku hanya suka Kak Meera! Aku hanya cinta padamu, Kak!" tukas Eric kelepasan.
"Eh??" Eric membekap mulutnya sendiri.
Krik … krik … krik …
Ruangan mendadak legang, bila saja televisi tidak menyala, sudah pasti detak jantung Eric yang begitu cepat seperti genderang ditabuh itu akan terdengar sampai ke telinga Ameera. Remaja itu baru saja mengungkapkan perasaannya secara tidak sengaja pada Ameera. Benar, Eric menembak Ameera.
Sekarang sambil berharap cemas Eric menunggu jawaban Ameera. Ia mencoba untuk tetap tenang meski hatinya begitu berdebar-debar. Ameera hanya memutar badan sembari mengamati wajah tampan Eric yang terlihat berkeringat karena panik.
"Puft …" Ameera menahan tawa.
"Kak Meera!! Aku serius!!" tukas Eric kesal.