Pasir, pasir, pasir, dan pasir. Tak ada yang bisa Ameera temukan selain pasir. Oh, ada, hawa panas. Angin kencang yang terasa sangat panas dan membakar kulit.
Ameera dan Eric berada di sebuah mobil offroad dengan dua orang tentara bayaran lain. Mereka sedang mengamati keadaan. Memantau pergerakan militer milik pemerintah daerah. Akhir-akhir ini jaringan pemberontak semakin bertambah nekat. Sehingga pemerintah pun mengambil siaga penuh.
"Bagaimana?" tanya Ameera.
"Mereka masih berkeliling." Eric menurunkan teropongnya. Sudah sehari semalam perjalanan mereka tersendat karena penjagaan ketat.
"Haruskah kita ke sana dan membakar saja markasnya?!" celetuk salah satu tentara bayaran.
"Tidak, kita tidak bisa melakukan hal itu. Mereka akan mengirimkan bala bantuan dan mengejar kita. Iya kalau kita bisa keluar, bagaimana kalau kita justru tertangkap?" Ameera menahan usulan anak buahnya itu. Pergerakan sembarangan menggunakan otot sangatlah berresiko.