Pelukan Ameera Memang benar-benar sangat nyaman dan sehangat pelukan ibunya —yang masih bisa Eric ingat dalam kenangan yang tersisa di otaknya
"Aku harap kau bisa kembali menemukan ibumu." Tandas Ameera.
"Terima kasih, Kak. Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku katakan ketika aku bertemu lagi dengannya. Cukup mengetahuinya masih hidup mungkin itu jauh lebih baik bagiku." Tutur Eric.
"Ya tapi kan kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita, Eric. Siapa tahu begitu bertemu dengan Ibumu kau justru akan merasa rindu dan bahagia." Ameera melepaskan pelukannya, menangkup wajah Eric, mengajarkan remaja itu tentang arti kasih sayang.
"Apa aku bisa menemukannya? Apa aku mampu?!" Eric menatap netra Ameera dengan manik birunya.