Jasmine masih berkelung manja dalam dekapan Leonardo. Puas bercinta membuat keduanya enggan untuk saling melepaskan pelukan. Jasmine sendiri juga lelah, meski tak banyak bekerja karena Leonardo yang bekerja lebih keras, tetap saja bercinta sembari membawa perut membuat tenaganya terkuras habis.
"Enak?" tanya Leonardo sembari mengelus dagu sang istri.
"Ugh … jangan menggodaku!" Wajah Jasmine merona.
"Bagaimana rasanya setelah sekian purnama tidak bercinta?" Leonardo memutar tubuh, kini mereka saling berhadapan. Kelereng hitam Jasmine bergerak pelan ke sudut matanya agar sebisa mungkin menghindari tatapan mata sang suami.
Tak hanya kikuk, wajah Jasmine merona kemerahan dengan pertanyaan Leonardo barusan. Argh!! Seperti baru sekali dua kali saja bercinta.
"Perih, sakit, enak, deg-deg-an juga." Jasmine menjawabnya karena desakan sang suami.
"Kenapa deg-deg-an?"