GLEK .. JEGLEK!! Tangannya mengoglak handel. Wajah Ameera langsung pucat pasi. Pintu tak mau bergerak sedikit pun. Berderit saja tidak. Yang ada justru pergelangan tangan Ameera lah yang kesakitan.
"Kenapa?" Victor mendekat, tampaknya pemuda itu cukup penasaran dengan gerak gerik Ameera dan wajahnya yang pucat.
"Pintunya terkunci!!" pekik Ameera panik.
"Eh?"
"Bagaimana ini, kita terkunci di dalam sini?!" Ameera mengusap keningnya yang berkeringat karena lelah mengoglak aglik jendela.
"Ck, tenanglah, keluarkan ponselmu dan hubungi salah seorang temanmu!" Victor berdecak kesal, kan sekarang ada teknologi bernama ponsel yang begitu canggih. Hanya dengan satu kali tekan tombol masalah selesai. Kenapa mesti kebingungan.
Namun ternyata, Ameera punya alasannya sendiri. "Aku tak bawa ponsel, aku chas di dalam kelas. Kau saja! Keluarkan ponselmu!" Pinta Ameera