Tempias air hujan karena angin dingin membuat teras rumah Jasmine basah. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar utama karena pintu kaca pada beranda terbuka. Jasmine menutup pintu geser dari kaca agar air tak semakin terbawa masuk.
Dokter baru saja selesai mengobati luka-luka di wajah super tampan itu. Mengoleskan salep pereda nyeri dan juga obat anti radang. Dokter bilang, bila Leonardo mengolesi obatnya dengan teratur, niscaya luka itu tak akan membekas.
Wajah Jasmine terlihat masyegul. Ia terus menatap lamat-lamat pada luka di wajah sang suami. Keanehan yang hanya ada dalam otak seorang lelaki, yaitu berbuat anarki hanya untuk menyalurkan kekesalan di dalam dada.
"Huft β¦ padahal pemilihanmu sebagai Walikota sebentar lagi, Leon!! Apa kau tidak takut dengan opini publik yang menakutkan itu?" Jasmine berdiri di depan sang suami. Mencoba ingin tahu apa alasannya. "Kenapa kau nekat sekali berkelahi dengan Paman Mike? Apa kau sebegitu bencinya dengan ibumu sampai tak mau memaafkannya?"