Beberapa saat yang lalu.
Hujan gremis masih mengguyur kediaman Wijaya. Alexandro memilih menghabiskan waktunya dengan meminum secangkir teh buatan Carl sementara Vanessa berbincang dengan Jasmine di kamar.
Sedang Leonardo, hatinya masih tak bisa menerima segala penjelasan Vanessa. Ia masih terus berperang dengan batin dan juga logikanya.
[Meminta maaf dan kembali setelah tiga puluh tahun!! Dia pikir aku apa? Boneka?? Brengsek!!] batin pria berparas tampan itu.
Garis rahang Leonardo terlihat tegas saat ia marah. Langkahnya terlihat cepat dan bertenaga. Kato yang dari tadi mengekor hanya bisa tertunduk resah. Sebentar lagi ia pasti akan menjadi sandsak bagi Leonardo untuk melepaskan penat.
Dan benar saja, Leonardo menuju ke ruang gym. melepaskan kaos yang dikenakannya dan melemparkannya sembarangan. Tubuh atletis dengan tatto kepala singa di dada sebelah kiri dan tulisan VENCO pada punggungnya itu terlihat.
