Berita kematian Jasmine tak hanya terdengar di telinga Leonardo, namun juga seluruh warga ibu kota. Termasuk Lexandro. Namun responnya bertolak belakang dengan sang adik yang begitu sedih dan terluka. Lexandro justru tertawa terbahak-bahak dan menjadikan kematian Jasmine sebagai bahan candaan juga hiburan baginya.
"Kau lihat!! Akhirnya wanita sialan itu mati juga!!" Tawa Lexandro sambil menunjuk ke arah televisi besar di dalam ruang kantornya.
"Benar, Tuan Lex." Clara ikut tertawa kecil.
Bima hanya diam dan berwajah datar. Pria tinggi, kekar, dan berkulit hitam itu berdiri tanpa ekspresi di belakang Lexandro. Bagi dirinya yang telah melihat dan mengalami banyak kematian, kehilangan nyawa bukanlah suatu hal yang pantas di tertawakan atau bahkan disyukuri.