[Alur mundur ke beberapa jam yang lalu.]
Langit yang semula cerah seakan mengikuti suasana hari Leonardo yang suram, warna biru berubah kelabu. Menjadi mendung, semendung hati Leonardo. Gerimis muncul. Para pengendara kendaraan roda dua memilih untuk menepi sesaat dan mengenakan jas hujan, takut hujan semakin bertambah deras.
Sepanjang perjalanan ia hanya melamun. Tak pernah ia sangka sebelumnya bahwa wanita itu adalah sang Ibu yang telah menjualnya saat masih kecil dulu. Wanita itu berada begitu dekat dengannya selama ini. Tak pernah terbersit sedikit pun keinginan untuk mencari nya karena Leonardo memang telah menganggap sang Ibu meninggal di hari ia menjualnya dulu.
"Tre Sulta!!" Leonardo mengerutuki dirinya sendiri. Bahkan Jasmine pun lebih dahulu tahu dibandingkan dirinya. (Bodoh.)
Pikiran Leonardo mulai gusar, tan ada kebohongan dari sorot mata tua itu. Seakan ia benar-benar merindukan Leonardo dan juga menyesali segala perbuatannya.