Light membanting baju seragamnya yang berdebu pada kasur sederhana di dalam tenda. Ia memilih untuk bertelanjang dada karena seragamnya penuh dengan debu pasir.
"Shit!!" Light menghenyakkan diri dengan kasar, terduduk di atas ranjang. ia merasa kesal dan geram karena tak bisa menemukan siapa yang menembakkan roket itu.
"Ini, Kak." Shadow memberikan sebotol air minum, dari tadi ia hanya mengekor sang kakak tanpa ekspresi, wajahnya datar, ia tak bisa mengekspresikan kesedihan juga keprihatinannya kepada orang lain termasuk sang kakak.
"Ini menyebalkan, Za! Kita hampir berhasil memulangkan mereka berdua. Namun dalam hitungan detik kita kehilangan semuanya." Light menerima botol dan menenggak isinya sampai habis. Shadow hanya diam, sebenarnya ia tahu bahwa Light punya suatu rencana yang ia sembunyikan, yang tak pernah ia bagi bahkan pada adiknya sendiri, namun Shadow tetap memilih percaya pada Light karena baginya Light tak pernah salah.
