"Kau tahu aku pasti akan memberikanmu izin bila kau berkata jujur, Jasmine. Aku bukan orang bodoh!! Katakan sejujurnya, kenapa kau menemuinya sampai harus berbohong?!!" Kekesalan Leonardo memuncak, nada tinggi keluar dari bibirnya. Jasmine mengaitkan jemari menahan perasaan gugup karena suaminya dengan mudah membaca hatinya.
"A ... aku ... sungguh tidak bohong, Leon! Aku ke sana hanya ingin mentraktirnya kopi karena berhutang budi." Jasmine tak berani menatap mata suaminya karena sudah pasti dengan mudahnya Leonardo akan membaca pikirannya lagi.
"Jasmine!!"
"Aku berjanji tak akan menemuainya lagi, Leon. Please ... jangan marah, ya. Kumohon!" Jasmine mengiba, wanita itu benar-benar takut Leonardo menyadari bahwa ia ke sana untuk memeriksakan kandungan. Takut kembali melarangnya hamil.
"Jas—"
