Jasmine masih terus menahan lengan Leonardo agar tidak marah dan sampai menghajar Dylan. Bagi Jasmine kejadian ini hanyalah sebuah kebetulan semata, bukan karena Dylan sengaja ingin menyentuh tangannya. Namun bagi Leonardo itu sebuah kesalahan besar, sengaja mau pun tidak disengaja pria itu telah menyentuh wanitanya. Dan lagi, Leonardo bukan tipe pria pemaaf yang bisa mentorerir hal itu.
"Kau sentuh istriku! Apa kau sudah bosan hidup??" Leonardo menarik kerah kemeja Dylan, dengan mudah ia mengangkat tubuh Dylan dan mendorongnya sampai membentur mobil.
Mata Dylan membulat, ia ketakutan saat melihat mata Leonardo yang berkilat penuh amarah.
"Ma ... maaf, Presdir, sa—saya tidak tahu bahwa Jasmine istri Anda." Pelipis Dylan bercucuran keringat.
"LEON, CUKUP!! Lepaskan Pak Dylan." Jasmine menahan suaminya agar tidak mengamuk di tengah jalan.
"Kau mau mendekati istriku bukan?" Leonardo tak bergeming dengan ocehan Jasmine, ia tahu Dylan punya perasaan khusus terhadap istrinya.