Aku merasa tidak enak, tapi bagaimana aku menyampaikannya. Dia masih menangisi aku dan kedua temanku tadi tiba-tiba memberi isyarat kepadaku dengan matanya lalu saling mencolek dan meninggalkan ruangan ini secara bersamaan. Jadi tinggallah aku berdua dengannya di ruangan ini. Hanya terdengar kesunyian dan suara tangisnya yang memenuhi suasana saat ini. Aku tidak menyangka dia datang sendirian. Kenapa tidak datang dengan suaminya atau minimal dengan Liza. Bagaimana bisa sekarang juga dia langsung datang menjengukku. Kenapa tidak menunggu nanti sore pulang kerja atau malam saja?
"Bagaimana bisa ini terjadi? Ada masalah apa kamu sampai dikeroyok orang seperti ini? Sekian lama tinggal di Surabaya tidak pernah ada yang menyakitimu! Kenapa ini bisa terjadi?" tangis dan tanyanya.