"Giliranku? Pengakuan apa, Mas?" tanyaku setelah sedikit tenang karena meneguk air minum ini.
"Pengakuan seperti aku? Masa belia dan masa sekolahmu?" tanyanya dengan tatapan serius seakan dia menyaksikan drama kesukaanya.
"Aku gak ada pengakuan sepertimu. Aku jaman belia dan masa sekolah jadi anak rajin pangkal pandai Mas, membolos saja tidak pernah, telat datang ke sekolah? Yang ada ya aku menangis. Urusan cowok. Aku tidak mengenal sama sekali. Meskipun ada yang suka aku tidak menggubrisnya. Karena aku serius sekolah. Aku juga beberapa kali juara kelas, mana sempat aku mikir pacaran. Aku mengenal cinta ya pertama kali dengan Arman. Jadi dia satu-satunya cowok yang pernah ada dihatiku," balasku santai karena itu memang kenyataan.
"Jangan bilang satu-satunya, kan ada aku sekarang?"
"Kamu kan bilang pengakuan masa lalu! Kamu kan masa sekarang. Gimana sih?"