Chereads / zombies on the land are forgotten / Chapter 2 - aksi pertama

Chapter 2 - aksi pertama

100 tahun telah berlalu sejak wabah itu di mulai sekitar setengah populasi manusia berkurang akibat tragedi kelam ini. banyak negara-negara yang hancur dan runtuh di seluruh dunia.

kamp-kamp bertahan hidup juga mulai banyak tumbuh dan membentuk kekuatan mereka masing-masing.

di sebuah negeri yang telah runtuh. di kota yang hancur nan terlupakan,

hiduplah seorang pemuda tampan yang baik hati. namanya adalah leonard seorang anggota di regu pembasmi zombie yang bergerak di bawah perintah kamp light of hope. dia adalah orang yang sangat membenci para zombie.. dengan hati yang telah merasakan penderitaan sejak kecil dia bersumpah akan menghancurkan semua zombie yang telah merenggut semuanya dari dirinya.

pada suatu pagi leonard bersama dengan para regunya melakukan patroli seperti biasanya. mereka mengelilingi benteng pertahanan kota yang di buat oleh kamp. benteng dengan tinggi 10 meter yang akan sangat sulit untuk di tembus oleh para zombie. mereka berpatroli memeriksa keseluruhan benteng dari sudut ke sudut untuk memastikan tidak ada satupun zombies yang terlihat.

"lapor kapten! di sini tim andromeda!

kami tak menemukan kejanggalan sama sekali di gerbang utara semua terlihat aman ganti!"

"di sini kapten, baguslah kalau behitu tetap jaga pos kalian ganti!"

"siap dilaksanakan!!".

________________________________

ketenangan menyelimuti kota. tak ada tanda-tanda kemunculan para zombie disana. suara tiupan angin sepoi-sepoi

terdengar disana, kota masih diselimuti kabut selama 2 minggu akibat kabut yang berasal dari gunung api di sana.

"membosankan..... hei leo apa kau tidak merasa bosan?" tanya salah seorang regu

"ah.. enggak juga.. bagiku seperti ini jauh lebih baik daripada harus bertarung dengan mereka para zombie. sekali-sekali ketenangan seperti ini memang dibutuhkan juga.... allan." jawab leo

"ummh seperti biasa kau selalu bersikap tenang ya leo. tapi! aku harap setidaknya ada beberapa zombie yang bisa ku tebas saat ini, kau tahu kan sudah dua minggu kita tidak lagi beraksi" ungkap allan

leo tersenyum sembari menatap langit yang juga tertutup oleh kabut.

"mungkin diriku selalu terlihat tenang tapi... dalam hatiku masih tersimpan perasaan ketakutan yang sampai saat ini tak bisa ku hilangkan, yang bisa keluar kapan saja dan menghantui ku selama ini" ucap leo

"leoo..." kata allan

"hmmph sudahlah tak usah dipikirkan lebih baik kita fokus pada tugas kita. aku akan pergi patroli lagi ke arah pos barat. kau jaga disini ok" kata leo

"ya kalau kau yang minta maka aku harus melakukannya kan" kata allan

"hmmph! kalau begitu dah"

leo mulai bergerak ke barat mengitari benteng, saat dia berjalan dia terhenti di pertengahan antara pos selatan dan barat. dia melihat sebuah bayangan keluar dari kabut, berjalan sempoyongan menembus tebalnya kabut.

dak dak dak suara langkah kaki yang terdengar seperti orang kelelahan

"i-itu! mungkinkah!" ucap leo

dari kabut tersebut terlihat sebuah tangan mungil muncul, dengan samar-samar seorang anak kecil dengan tubuh yang lemas mencoba untuk tetap berdiri tegak

"ha-harus *uhuk harus sam-sampai"

brak anak tersebut jatuh dan pingsan.

leo yang melihat kejadian itu terjun dari benteng lalu menghampiri anak itu dengan hati-hati dan waspada.

dia juga sudah bersiap dengan senapan apinya serta sebuah pedang katana yang tersandang di

punggungnya. dia nampak berhati-hati mendekati anak kecil itu.

"hei, hei nak apa kau baik-baik saja" ucap leo

"a-aku... to-tolong a..akuu" tangan anak itu mencoba menggapai leo dengan wajah yang memelas seperti orang yang menderita.

"hei!! hei!! bertahanlah aku akan menolong tetap bertahanlah" leo mengambil radionya lalu melaporkan kondisi pada kapten

"disini anggota tim antares disini leo ganti!"

"disini kapten ada apa leo"

"aku menemukan seorang anak kecil di dekat gerbang barat dia sepertinya kelelahan"

"kalau begitu aku akan kirim tim kesana tetap jaga anak itu"

"aku mengerti! hei nak bertahanlah aku akan membawa mu ketempat aman" ucap leo.

leo menggendong bocah itu lalu bergerak mendekat ke benteng.

namun dari dalam hutan di balik kabut muncul bayangan-bayangan orang orang.

"hoaaaaa eeeee"

"gawat mereka!!"

sekumpulan zombie keluar dari hutan lalu dengan kecepatan tinggi mereka berlari menuju leo

"ouAAAAAA!!!"

leo melompat dan berhasil menghindar dari serangan zombie tersebut

"cih!! sial! kalau begini aku harus melenyapkan mereka. hei nak bertahanlah sebentar lagi. aku akan meletakan kau disini"

leo lalu mulai mengarahkan senapan api m4 nya ke pada para zombie

*RA TA TA TA TA TA bunyi senjata tersebut bergema di sekitar kabut. peluru peluru nya menembus kepala para zombie dan membuat mereka seketika mati.

"hiaaAAAA!!"

tembakan demi tembakan. peluru demi peluru melesat kencang dan menjatuhkan beberapa zombie.

"sial jumlah mereka banyak sekali apa selama mereka ada di dalam hutan mereka menambah jumlah mereka kalau begini terus amunisiku akan habis" ucap leo.

pertempuran masih berlanjut sisa amunisi dari senjata leo sudah menipis. namun para zombie semakin banyak bermunculan.

*RA TATATATATATATATAT.....

suara tembakan berhenti bergema seluruh amunisi leo habis dia tak bisa lagi menembak. seekor zombie mulai mendekati leo dan menyerang dengan cepat. dengan sigap leo meraih pedang di punggungnya lalu menebas kepala zombie itu

"AYOO! MAJU KALIAAN!" ucap leo sambil memasang posisi menyerang

"ouaaaaaaAAAAA"

para zombie berlari mendekati leo. leo pun juga berlari ke arah mereka.

dia menebas kepala para zombie dengan satu kibasan pedangnya

"jangan remehkan pewaris teknik pedang genri HIAAAAA!!"

*SLASH SLASH

tebasan demi tebasan di lepaskan oleh leo dia bergerak dengan anggun serta dipenuhi rasa dendam menyerang para zombie dengan brutal.

"teknik angin, SERANGAN ANGIN SUTRA"

leo mengibaskan pedangnya dengan sangat cepat. kibasan pedangnya membuat angin disekitarnya terbawa arus membentuk gelombang lengkung yang memotong leher para zombie.

"hosh hosh hosh. serangan tadi menghabiskan banyak energi ku. aku harus mundur dan melindungi anak itu"

sudah 40 menit sejak pertarungan itu dimulai. leo mengambil posisi bertahan sambil melindungi anak yang lemas itu. stamina leo terkuras habis dari pertarungan tersebut dia tak bisa menyerang lagi dia hanya bisa bertahan dan menunggu zombie mendekat agar dia bisa menghabisinya.

"jumlah mereka sama sekali tidak berkurang. bahkan setelah apa yang telah ku lakukan. hei kalian cepatlah datang" ucapnya dalam hati

leo terpojok di dinding benteng semua zombie yang ada disana semakin bertambah banyak dan mengepung leo dari segala arah. mereka mulai mendekat kepada leo dan secara mendadak semua zombie berlarian ke arah leo dengan meraung-raung.

"heAAAAAAA"

tangan dan kaki leo gemetaran seluruh tubuhnya dipenuhi keringat dingin. mata nya terbelalak seperti orang ketakutan, napas leo pun tidak teratur.

"hahhh hahh hahh hah HAAHHHHH

tidak!! tidak!"

satu zombie meloncat ke arah leo dengan wajah ganasnya

"hueaaaaa!"

"rasakan ini dasar daging busuk!!"

*spratt tubuh sang zombie terbelah menjadi dua dari ujung kepal hingga ke pangkal badannya. seorang prajurit datang untuk membantu leo.

seid berteriak ke leo

"leoo bangun!!!"

"se-seid"

"tak ada waktu untuk duduk sekarang! ayo ikut dengan ku cepat" kata seid

"hah hah ka-kau benar" ucap leo sambil terengah-engah

leo meraih tangan seid lalu mulai bangkit mereka mundur dan naik ke atas benteng dengan bantuan tali.

"rodess sisanya lakukan lah sekarang!!!" teriak seid

"hmmph aku mengerti!" balas rodes

sebuah turret besar mengarah kebagian bawah benteng, menargetkan para zombie.

"rasakan ini HIAAAAA!!"

rentetan peluru kaliber besar keluar dari moncong turret tersebut. menghujani para zombie dengan brutal

*TRATRATRTATATATATA...

serangan turret berhenti

asap keluar dari ujung turret dengan bunyi mendesis. seluruh zombie mati terkapar di kaki benteng, para zombie lainnya mundur dan kembali masuk kehutan.

leo berhasil selamat dan sampai di puncak benteng. allan melihat kejadian lalu berlari menghampiri leo

"hei apa kau baik baik saja leo!?" tanya allan

"aku *hosh *hosh baik-baik saja bagaimana dengan anak itu!?" ucap leo sambil terengah-engah mengambil nafas

"tenang saja dia baik baik saja dia hanya kelelahan perawat sudah mengurusnya. lagi pula kau.... APA KAU SUDAH GILA!!?" kata allan

"haa?"

"terjun sendirian tanpa meminta bantuan. lalu bertarung sendirian melawan mereka yang sebanyak itu, untung saja kau masih selamat" kata allan

"ma-maafkan aku memang salahku, seharusnya aku meminta bantuan dulu. tapi melihat anak itu tanpa pikir panjang aku langsung terjun" ungkap leo

"baiklah kali ini aku maafkan kau tapi lain kali jangan kau ulangi kau mengerti" kata allan

"hmmph aku mengerti! ngomong-ngomong terima kasih sudah menyelamatkan ku seid!!"

"ya kau memang harus berterima kasih padaku! selain itu lebih baik kau istirahat di kamp sekarang" kata seid

"hmmph aku mengerti" balas leo

"baiklah rodes, yuna, elka ayo kita pergi"

"baik!!" balas regunya seid.

kemunculan para zombie yang mendadak serta seorang anak yang tak diketahui dari mana asalnya telah

memberikan beberapa pertanyaan diantara para regu dan membuat terkejut semua orang. siapa anak itu sebenarnya!?

bersambung....